Wednesday, August 6, 2008

Mental Asia

Berkesempatan menikmati kehidupan di luar negeri dan berbaur dengan banyak suku bangsa; Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Australia ... komplit plit!
Dulu sih hanya dengar dari teman-teman kalo perilaku kita bakalan mendadak-dangdut berubah drastis karena hidup di negara yang penuh aturan, tatanan, civilized, apalah itu ... Yang jelas, bener kata pepatah di mana langit dipijak di situ bumi dijujung. Di mana kita ada ya kita harus tunduk-taat pada tatanan yang berlaku, salah-salah bisa urusan tambah panjang huehuehuehue ...
Ada teman pernah bercerita pada saya sepulang 7 tahun tinggal di Jepang maka harus pulang ke Indonesia yang sudah tentu sepesawat dengan bolo-bolo orang Indonesia pula. Saat di Narita, ngantri dan ngikutin proses ... semua sangat teratur, rapi-jali ... eh giliran sampai Ngurah Rai, ketahuan aslinya yang suka pada nyerobot antrian dan bergerombol di depan counter desk ... o lalala Indonesiaku. Kok gak ngaruh ya udah pernah ke mana-mana penjuru dunia, tetep saja mentalnya mental nyrobotan.
Di tempat saya sekarang nun jauh di midwest Amerika, lagi-lagi saya harus menemui hal serupa, tapi untungnya bukan oleh teman-teman saya sendiri .. the Indonesians, tapi katakanlah oleh teman-teman yang dari China dan India.
Ada juga bisik-bisik waktu di Denver International Airport bahwa kadang kelakuan front office terhadap mereka yang berkulit berwarna rada nggak sopan awal-awalnya. Yah kaku banget gitu ... tapi mungkin kalo ud familiar ya baik-baik aja .. itu karena denger-denger orang Mexico atau Cina yang sering rese (minta) nyerobot antrian dengan berjuta alasan. (Saat saya di DIA juga melihat dengan mata kepala saya sendiri seorang ibu Hispanik dengan bolo kurowonya memohon nyerobot antrian karena bla bla bla .... kok kaya ga ngerti aturan check-in dan boarding ya? Alasannya sepele lagi ... saya nelpon seseorang untuk njemput tapi dia nggak ngangkat telponnya, jadinya saya terlambat gini ... huuuhh. Padahal setelah check-in masih harus ngantri di TSA buat dideteksi macem-macem yang minimal makan waktu sejam ngantri. Makanya airline mewanti-wanti kalo check-in 45 menit sebelum pesawat berangkat, bakal di suruh mundurin tuh karena bakalan mempersulit penumpang lain).
Nha kalo cerita teman-teman saya yang dari RRC itu terjadi saat Bill Clinton dan Barrack Obama datang ke universitas. Dua jam sebelum acara dimulai sudah diminta mulai ngantri karena ada pemeriksaan dari TSA (Transportation Security Administration) ma Laramie Police, jadi kita harus melewati pintu detektor dan mengeluarkan semua barang yang berbau logam serta mengaktifkan alat elektronik yang kita bawa. Kebanyangkan kalo 1 orang butuh 30 detik, berapa waktu yang dibutuhkan untuk sekitar 1000 atau 7000 orang?
Pas kita lagi ngantri ... sambil ngobrol .. eh datang teman-teman dari RRC dengan enaknya melewati kita (yang jaraknya sekitar 500 m dari pintu masuk), antrian panjang pula .... eh sampai di dekat pintu mereka berhaha hihi njuk mak bledeng masuk ke antrian yang tinggal sak nyukan ke pintu pemeriksaan. Owwwalaaah ...
Saya nggak bisa mbayangin komentar bule yang ada di belakang mereka, yang jelas mereka pasti nggondhuk banget ... dasar!
Saat kita ketemu mereka dan komplain, eh kamu kok nyerobot antrian? Dengan cuek tanpa dosa mereka njawab .. emang napa? Hahhhh? Capeee deh ...
Satu lagi cerita teman saya dari India yang sama-sama hobby badminton. Saat summer di mana kehidupan kampus "melambat" karena tidak terlalu banyak aktifitas, maka kegiatan di Gym termasuk badminton juga dibatasi. Kalau biasanya kita main badminton setiap Jumat dari jam 6-10 malam maka saat summer hanya boleh dari jam 6-8 malam saja.
Dan sudah jadi kesepakatan tidak tertulis kita bahwa jam 8.00 tit kita stop dan bantu-bantu mengemasi net dan tiang-tiangnya.
Minggu kemarin saya main double dengan teman dari India berhadapan dengan double dari Cina. Saat jam menunjukkan 7.55 saya sudah mau mundur meski kedudukan 13-11 (sementara kami unggul setelah set 1 kalah 21-17), tapi mereka bilang ayolah Ghulam 5 menit lagi ..
Saat jam menunjuk 8.00 kedudukan 17-15 (kami masih unggul lho ..), pasangan Cina lawan main kami mengundurkan diri .... saya juga ikutan, tapi si temen yang India ini ngotot untuk meneruskan pertandingan dengan alasan karena nggak ada yang jaga ... ayolah!
Jujur saja, nggak memandang dia dari India, PhD student atau apalah ... saya langsung muak dengan sikapnya dan terlintas kebanyakan mental saudara-saudara saya yang sering mengatakan hal yang sama ... mumpung ga ada polisi, ga ada yang ngawasi ... ga ada atasan ... sebagai legitimasi untuk melakukan penyimpangan.
Ternyata nggak cuma Indonesia, yang lain juga seperti itu .. makanya saya berani mengatakan mental Asia. Benar atau tidak wallahu'alam ... saya yakin masih banyak yang lurus-lurus, tapi kalo yang melenceng begini didiamkan dan ditoleransi, sampai kapan pun kita tidak akan bisa menyaingi negara-negara maju yang sangat komit dengan aturan dan hukum.
Anda setuju?


Thursday, July 31, 2008

BILL part 2


Entah mengapa saya kepingin lagi menulis tentang Bill yang sudah pernah saya tulis bulan Maret 2008 lalu. Yang jelas saya menemukan sesuatu yang luar biasa dari orang ini. Semangat, kebaikan, kegembiraan, kesetaraan ... nilai-nilai yang membuat saya kagum bahwa ada saja mahluk Tuhan yang membanggakan. Yah, padahal dia cuma seorang sopir yang dibayar sekitar 7 USD per jam untuk antar jemput mahasiswa ke seantero kampus. Ukuran pekerjaan untuk low class atau casual buat sekedar part time.
Minggu kemarin kita ngumpul lagi sama Bill di acara makan sate bersama di kolega Bill, sopir bus kampus juga bernama Ed Clark. Ngomongin soal sate kambing, bumbu kacang, kecap manis, sambel, dan mie goreng ... semua bikin teman-teman kami Amerika geleng-geleng kepala .. kok ada makanan lezatnya kayak gini. Belum lagi asinan Bogor made in Agung PKS hehehe ... lebih lezat dari salad .. sampe salad-nya dibungkusin buat pulang.
Ternyata di balik kecarut-marutan kita masih ada pusaka warisan leluhur berupa pusaka kuliner (pinjam istilah Bondan Winarno) yang bisa membanggakan. Walaupun dioleh secara ala kadarnya oleh tangan-tangan anak kost di bawah arahan Cak Rahmat van Jember, ternyata sate kambing yang kita ikhtiarkan rame-rame sangat lezat dan ludessss tanpa sisa. Alhamdulillah ... nggak sia-sia ini tangan sampe pegel misahin daging paha kambing dari tulangnya yang uawwlot.
Kembali ke Bill, ternyata dia juga maestro gitar yang tiada banding. Semua lagu (Amerika tentunya) dibawakan dengan penuh penghayatan, palagi giliran lagu roman atau country, wah jangan tanya ... saking menghayatinya kayak kesurupan hehehe ....
Hebatnya, seperti yang saya ceritakan sebelumnya bahwa Bill hidup pada kondisi yang kurang beruntung, tapi tetep saja dia riang gembira. Saat menjemput kami dengan segala uborampenya, dia cerita tentang mobil yang kami tumpangi yang dijulukinya sebagai city car dan a hundred feets car.   Disebut city car karena mobil sedan tahun 80an nggak bakalan berani dipake keluar kota mengingat sudah sangat uzurrr. Katanya sih Bill beli cuma 100 USD dari kakak perempuannya yang lagi butuh duit. Dan dia sangat sayang dengan mobil itu ... lucu dan antik. SAtu lagi Bill punya mobil Ford limited edition yang diluncurkan menyambut ulang tahun ke-70 Ford ... masih bagus katanya dan Bill sayang banget.
Lha disebut a hundred feets car karena mobil yang kami tumpangi itu sangat bagus dilihat dari jarak 100 kaki, lebih dari itu ya jangan tanya (jeleknya) hehehe ..... Owwalaah Bill kok ada-ada saja ...
Oh ya, beberapa minggu sebelumnya Bill dapat job baru jadi supervisor bus kampus, seneng juga mendengarnya, itu artinya Bill bakalan bisa punya gaji lebih hehehe ... tapi ada sedihnya juga nggak bakalan ada yang mengiringi kami dengan candaan dan nyanyian sepulang dari kuliah yang penat.
Oh ya, saya sangat surprise juga saat kami sampai di kediaman Ed, Bill langsung ceprat-cepret pake kamera manualnya .. semangat sekali. Saat saya tanya, dia jawab buat kenang-kenangan. Lha? kan ga ad kamu di foto ntar ... Gak papa.
Whe lha ...
Eh ujung-ujungnya dia minta difotoin bareng juga hehehe ... orang yang aneh.
Sebelum Bill pamit karena harus ngurusi bis untuk antar-jemput difable, dia sempat memberi kesan bahwa bergaul dengan kami semua adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi dia tahu bahwa pada dasarnya kita semua menyembah Tuhan yang Satu maka tidak ada alasan untuk bermusuhan dan saling menyakiti satu sama lain. Mari kita jadikan dunia ini lebih baik dengan persahabatan yang telah kita jalin. (saya cuma mbatin: andai saja pemerintahmu semulia kamu Bill, saya sangat yakin dunia ini akan sangat jauh lebih baik, hehehe ... peace!).
Beberapa hari kemudian hasil jepretan kamera saya kirimkan ke semua orang, ada balasan yang sangat mengharukan dari seorang Bill .. 

Thank you very much for the pictures Ghulam, they were excellent! --- 
Your Friend, Bill Montgomery (william s. montgomery

Ah Bill, kamu memang sangat luar biasa dan menginspirasi!!



      
 

Tuesday, July 29, 2008

Toni Boster

He .. Toni Boster.
Yang jelas dia bukan musuh atau teman saya.
Karena Toni Boster itu sebuah akronim yang kesemuanya diambil dari bahasa Jawa. Kata itu memiliki bentuk asal waTON munI ndoBOSe banTER yang kurang lebih dalam bahasa Indonesia artinya asal bicara pinter bohongnya hehehe ...
Kadang pengin ketawa juga kalo ada temen atau orang yang berbicara dengan saya yang masuk kategori ini. Kalau orangnya sudah saya kenal biasanya kalau sudah mulai memasuki sindrom Toni Boster langsung diam-diam saya tinggal pergi hehehe ... Bukannya nggak hormat atau apa, cuma nggak pengin ketambahan masalah mendengar sesuatu yang nggak ada gunanya!
Saya yakin di antara Anda semua punya satu dua orang teman yang masuk kategori ini ... biasanya dalam sebuah komunitas pasti ada kok yang model beginian. Kalau urusan becandaan sih bisa bikin rame, tapi begitu sampe urusan serius ... bisa-bisa malah meluluhlantakkan semuanya. Lha iya wong kadang golongan ini berani ngotot ngomong doang kok ... giliran eksekusi, ngerjain tugas atau bersusah payah bakal cep-klakep alias diam membisu.
Type-type orang seperti ini, ketika kita belum kenal sekalipun sangat mudah untuk diketahui. Pertama ya dari gaya ngomongnya yang gue banget dan cenderung menempatkan dirinya di atas mitra audiens-nya. Ini lho .. saya, wah kalo nggak ada saya, ceritanya bakal lain lho ... Selama pembicaraan juga lebih banyak bicara mengenai ke-saya-annya ketimbang berbagi ruang bicara dengan teman yang lain.
Kedua, biasanya ketika dikonfrontasi dengan fakta atau ditanya hal-hal yang sifatnya praktis, beliau ini bakal celingukan .. karena ya nggak tahu soal begituan!
Gaya-gaya seperti ini biasanya menghinggapi teman-teman kita yang berbakat jadi pejabat hehehe .. baik tingkat pusat, daerah maupun kelurahan. Oh ya, satu lagi bahwa beliau ini sangat menyukai hal-hal yang sifatnya gemerlapan ceremonial .. tapi giliran untuk ikutan kerja bareng biasanya langsung ngilang.
Jujur saja, jaman bahuela dulu ketika sering main ke Jakarta untuk urusan dinas organisasi hihihi .. banyak banget ketemu orang macam ginian, apalagi kalau pas kegiatan besar, melibatkan banyak orang, instansi .. selalu saja bertemu orang-orang macam beginian yang sok tapi nggak pernah bisa menyelesaikan sebuah masalah sekali pun. Ampppyuuuun DJ, hehehe ...
Yah, paling tidak golongan Toni Boster ini mengingatkan kita untuk tidak asal bicara dan menilai sesuatu secara buru-buru.
Bangsa kita butuh banyak "musuh" Toni Boster, yang tidak hanya pandai bicara namun juga mampu membuktikannya dalam perbuatan.
"Action speak louder than words.", kata temen saya Toni yang tidak pake Boster hehehe ..

Friday, July 18, 2008

Quo Vadis Indonesia?

Judul di atas mungkin sudah lazim kita jumpai, harfiahnya berarti kurang lebih mau ke mana Indonesia? Mau dibawa ke mana?
Pertanyaan ini kembali menyeruak seiring dengan dimulainya kampanye dan upaya cari muka para petinggi partai yang mau nyalon legislatif maupun eksekutif (baca: mau jadi Presiden RI 2009-2014). Bayangkan, tidak ada satu pun muka baru .. semuanya muka lama yang come back karena sempat tersingkir dari kancah politik, sok jadi pahlawan dengan mengkritik habis-habisan pemerintahan sekarang yang katanya kebanyakan tebar pesona dan nggak becus bekerja (apalagi ada acara naik BBM segala, kesempatan nih bikin move, hehehe ..).
Tapi jika kita mau berpikir lebih jauh lagi ... janganlah terperdaya dengan pesona para pahlawan kesiangan ini, yang sok idealis, sok memperjuangkan rakyat, sok kritis dan berpihak kepada rakyat. Berani sumpah ... kalo mereka nantinya terpilih ya nggak akan beda dengan sekarang yang sedang berkuasa. Sok jaim dan jaga jarak dengan rakyat! Buktinya, banyak kebijakan yang sama sekali nggak pro-rakyat, kenaikan BBM misalnya, belum urusan pengadilan yang masih jauh dari kata-kata ADIL (tengoklah sebentar "Pak Guru" dan "Bu Guru" yang statusnya terdakwa kasus suap 6 M yang ditahan di 2 tempat berbeda tapi masih bisa telpon-telponan buat bersekongkol bikin keterangan palsu, udah pertama ngaku jual permata, pinjaman untuk teman, eh sekarang bilang buat bengkel, ammpyuuunn DJ!), dan masih banyak lagi.
Saya bukan pro pemerintah atau pendukung para vokalis yang di luar pemerintahan, nggak .. saya nggak punya kepentingan sama sekali dengan mereka. SBY-JK jika baik ya saya dukung, misalnya upaya reformasi birokrasi (soalnya katanya dulu kalo masuk PNS harus bayar 8 digit, alhamdulillah saya cuma keluar duit 5 digit buat materai, SKCK dan Keterangan Sehat ... plus ujian dan wawancara yang sangat transparan tentunya!), lainnya apa ya? Kayaknya banyakan gak beresnya deh hehehe ... BLT? wah jelas-jelas salah kaprah tuh ... Yah sebagai warga negara yang baik saya juga mau berusaha baik dengan pemerintah .. kalo bener ya didukung kalo salah ya diingatkan atau dikata-katain hehehe ....
Yang jelas, melihat para tokoh yang sekarang lagi ada di panggung politik, saya jadi ngelus dada saya sendiri ... mau dibawa ke mana Indonesia kita. Udah kelihatan pada bermasalah gitu kok ya nggak ngilo atau bercermin diri .. masih ngaku-ngaku akan memperjuangkan amanat penderitaan rakyat lagi ... duh!
Gimana mereka akan memperjuangkan kalau selama ini hidup bergelimang fasilitas; rumah mewah, kendaraan terbaru, HP special edition, seabrek pengawal dan penjilat (kayak jaman Mataram aja hehehe ...), bukannya hidup di kampung, naik bus umum dan menyelami kehidupan masyarakat sendiri ... gak pake pengawal, ajudan atau sekretaris pribadi .. bahkan para penjilat! Bagaimana mereka bisa dipercaya akan mengurus kepentingan rakyat jika pekerjaan dan penghasilan tetap saja tidak bisa dijelaskan kepada kita semua. Dari mana mereka mendapat uang untuk menghidupi keluarganya? Selama ini yang katanya bagus-caktik-kaya ya ujung-ujungnya tetep jadi "mesin keruk" uang rakyat, jadi anggota dewan kok nuntut banyak fasilitas ... mestinya tahu resiko tho bukannya malah kesempatan ngakali duit rakyat. Wakil kok tega ngakalin yang diwakilin .. owwalaaahhh ....
Lantas apa yang bisa kita harapkan dari oportunis semacam mereka ... ngurus partai saja masih acakadut ... mbok coba tuh undang akuntan publik yang independen buat mengaudit duit partai, berani?
Atau buktikan hasil kinerja mereka secara kuantitatif dan kualitatif ... bikin riset tentang kinerja partai dan wakil mereka di legislatif ... apa saja inisiatif dan kebijakan yang mereka hasilkan, bagaimana peran mereka mengawasi dan mengontrol pemerintah, bukan cuma vocal karena belum kecipratan APBD saja ...
Belum lagi secara moral ... ngakunya beragama, suka kampanye berbusa-busa dengan berbagai dalil .. tapi kelakuan masih minus juga; ngakali uang rakyat, bohong (katanya iya padahal tidak atau kebalikannya), bikin skandal dengan WIL (memalukan partai, keluarga dan status sebagai "anggota dewan yang terhormat" namun bejat!), kong-kalikong bikin aturan yang menambah pundi-pundi pribadi dan partai ... tukar-guling lah, bahasan UU, kunjungan kerja ... mana sih bukti hasil kerjanya? Rakyat perlu tahu, sampeyan semua sebagai wakil 5 tahun ini kerjanya apa? Kok nggak ada laporan dan pertanggungjawaban sama kami-kami yang sudah memilih? 
Waduh .. demokrasi kok jadi rakyat yang rugi ... 
Jadi ..
.. jangan percaya kalau mereka datang lagi,
bilang akan bikin sejahtera,
janji akan bikin ini dan itu,
sekolah gratis,
kesehatan gratis,
mbelgedes semua itu .. lagu lama yang diputer lagi.
Ingat kan lima tahun kemarin juga gitu ... lha sekarang?

Gawat kalo di Indonesia demokrasi masih model sales amatir ... manis di muka, pahit di belakang, janjinya saja setinggi langit ... realitanya sangat pahit!
Jadi, mau di bawa ke mana Indonesia kita ..
Mari kita renungkan lagi ... supaya kita tidak salah pilih seperti tahun 2004 lalu ..
Ingat, suara kita nggak bisa ditukar dengan 10 ribu, 50 ribu atau 100 ribu, beras, kaos maupun sembako ... karena suara kita berharga milyaran kali dari semua itu, bahkan mungkin tak ternilai ... jadi jangan mau ditukar dengan hal yang remeh temeh seperti itu.
Kita, rakyat ... pemegang kedaulatan dalam arti sesungguhnya!
Jangan lupa ... pilih calon yang dapat dipercaya .. ya omongnya ya kelakuannya ...
Yang lebih penting, mau diajak susah seperti kita .. naik bus umum saben hari daripada ngantor pake mobil dinas, mau nerima gaji sama dengan UMR kita, dan mau setiap hari menerima kita dengan segala keluh kesahnya ketimbang kunjungan kerja, rapat rahasia, konsolidasi partai dan sejenisnya.
Kuwalat mereka yang berani ngakali rakyat! Yaqin!             

Thursday, July 10, 2008

Etika dan komitmen

Bagaimana sih menilai seseorang memiliki etika dan komitmen terhadap suatu hal?
Pertanyaan ini mulai semalam kembali mengganggu benak saya .. etika .. opo seeh dasare? Apa yang membuat kita dikatakan "memiliki etika" dan bisa "memegang komitmen"? Bukankah semuanya abstrak, bukan sesuatu yang "hitam di atas putih", bisa ditafsir dan mulur-mungkretkan oleh logika, akal dan analogi seseorang? Kalau hanya didasarkan kepada "publik", siapa? yang mana? di mana?
Di Amerika sini, kalo sampeyan tidak antri bakal disemprot orang lain dan dianggap orang yang tidak beretika dan berkomitmen atas kepentingan publik, sementara di Indonesia "nyerobot antrian" atau "lewat jalan belakang" bukanlah sesuatu yang melanggar etika (kalau pun melanggar masyarakat pasti sudah mahfum .. oo pake seragam, bawa pistol, parfum-nya wangi, wajahnya angker dan serem .. atau oo pejabat ... maaf ya ..) Pertanyaannya kemudian, di mana etika itu ada? Sangat sulit kemudian kalau jawabnya adalah di benak kita masing-masing ... dan lebih cilaka lagi tidak ada unsur paksaan dan hukuman untuk menegakkan apa itu etika. Karena hasilnya akan cuek beibeh ketika etika bertemu dengan "nafsu kebinatangan" kita yang hanya berpikir bahwa saya harus mendapatkan keuntungan, saya .. SAYA .. dan perse#$n dengan orang lain.
Apalah artinya etika ..
Apalah artinya komitmen ..
Jika kita masih saja "mempertuhankan kebinatangan" kita ...
Lebih banyak bicara daripada mendengar ..
Lebih banyak mendebat daripada memahami ..
Lebih banyak meminta daripada memberi ..
Lebih banyak menuntut daripada mengerti ..
...
Bunga kuncup di tepi kali,
Mekar merekah keluar duri,
Karena hidup hanya sekali,
Pandai-pandailah membawa diri.
Pemilu di depan mata,
Kita khawatir banyak golputnya,
Hatiku bingung tiada terkira,
Kamu kikir kok banyak nuntutnya.
Lampu redup di Simpang Lima,
Harus diganti biarlah terang,
Jikalau hidup mengabaikan etika,
Tinggallah tunggu pembalasan orang.
Pantun ini pantun mainan,
Tiada sengaja tercetus spontan,
Jikalau ada kata kurang berkenan,
Mohonlah maaf serta permakluman.
Cendrawasih burung Irian,
Terima kasih cukup sekian.
Bukit duri bukit stupa,
Undur diri dan sampai jumpa.
huahuahua ...

Tuesday, July 8, 2008

Ulang tahun pernikahan

ternyata bojoku yo lali..
Happy 3rd wedding aniversary, Hyang..
Jesika

Weleh, bukannya aku lali yo Njrot ... wong di sini masih tanggal 7 Juli 2008 je hehehe ...
Hari ini di Indonesia sudah tanggal 8 Juli 2008 yang artinya sudah 3 tahun saya berumah tangga dengan si Njrot sayang Yesika Maya Ocktarani ... dan bukannya saya lupa atau pura-pura lupa soalnya perbedaan 13 jam itu juga kadang bikin bingung kok hehehe ..
Bagi saya, ulang tahun pernikahan belum menjadi sesuatu yang "berharga", nggak tahu mungkin 10, 20 atau 30 tahun lagi. Maksudnya ya biasa saja ... nggak ada yang spesial, yah seperti sat ulang tahun misalnya ... bukannya seneng umurnya nambah tapi justru berpikir ... berarti nikmatnya mulai berkurang, wong sejatinya ulang tahun itu mengurangi jatah je hehehe ...
Tapi ngomong-ngomong soal 3 tahun pernikahan, saya beruntung dan bersyukur dikaruniai seorang istri yang baik, dengan suka, rela dan ikhlas menerima saya dengan segenap kekurangan. Iya, kalo soal kelebihan, hal yang baik-baik itu wajar, beda dengan kekurangan yang butuh adjusment, pengertian, waktu dan juga pengorbanan. Dan istri saya alhamdulillah bisa melakukannya dengan baik. Kami sadar juga bahwa kadang-kadang kita sampai pada perbedaan pendapat yang tajam, apalagi jika menyangkut soal yang sensitif semacam keuangan, keluarga, atau cerita jaman dulu (baca: mantan, baik yang kesrempet atau ketabrak .... hehehe peace lho Njrot!). Hal -hal seperti itu kadang membuat kami menjadi emosi dan sangat kekanak-kanakan, nesu, mutung atau apalah yang justru kontra produktif. Yah, itu memang sempat kami alami, namun seiring dengan bertambahnya umur, kami lama-lama juga berpikir ... apa sih manfaatnya selalu melihat ke belakang dan menjadikan itu sebagai sebuah ganjalan. Di muka bumi manapun sejarah, apa yang pernah terjadi, tidak akan pernah bisa terhapus dan hilang begitu saja (itulah makanya ada pelajaran Sejarah, yang tujuannya selain kita tahun apa saja yang terjadi dan dilakukan oleh para pendahulu kita, kita juga dapat belajar untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang sia-sia, jas me rah kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah!). Oleh karena itu lebih baik secara bijak kita melihat ke depan dengan mengambil pelajaran berharga dari apa yang telah terjadi dan telah kita lakukan.
Tidak ada yang bisa dan perlu disesali dalam hidup ini, bahkan kata Auguste Rodin, tidak ada yang sia-sia jika kita melihat pengalaman dengan penuh kebijakan .... nah lho! Jadi, selama 3 tahun ini banyak pengalaman yang kita reguk sebagai suami-istri, suka-duka, sedih-tawa, semua justru menguatkan ikatan kita plus tambah keyakinan bahwa apa yang ada di hadapan kita, yang kita miliki sekarang ini adalah hal yang paling baik yang dikaruniakan oleh Sang Pencipta sekalian alam. Inilah modal kita untuk tetap dan terus melangkah mewujudkan hari depan yang lebih baik, penuh dengan suka, cita dan cinta.
Saya sangat percaya bahwa kunci keberhasilan dalam membina hubungan suami-istri adalah adanya keterbukaan komunikasi yang disertai dengan kerelaan untuk berkorban dan berbagi, bukan dengan menuntut atau mendikte pihak lain. Dan untuk semua itu saya beruntung memiliki istri yang mau diajak berbagi dan berkorban. Di balik semua yang kita pandang berat, ternyata banyak hikmah dan karunia yang berlimpah. Saya ingat ketika kami tinggal serumah setelah acara hingar-bingar pernikahan, kami berdua hanya bisa termenung ... what next? Dengan berbagai keterbatasan  (saya yakin Anda sekalian yang baru menikah akan merasakan hal ini ...he), kami yakin bahwa ada sesuatu yang harus kami lakukan. Dan alhamdulillah sedikit demi sedikit kami dapat mulai bangkit dan berusaha untuk hidup secara layak. Rejeki, uang, fasilitas ... semua kan sudah diatur .. tinggal bagaimana kita istiqomah menjemputnya ...
Yang jelas selama 3 tahun ini saya merasakan hal yang penuh semangat, gairah dan harapan sebagai manusia yang utuh dengan adanya pendamping, mitra ... dan membuat hidup menjadi lebih bermakna secara jasmani, rohani, personal dan sosial.
Makasih ya Jes ..  
     
       
 

Saturday, July 5, 2008

Cerita CINTA

Kita nggak bakal tahu apa yang terjadi besok ...
Kalo dihari ini kita berhenti ...

Capek juga seharian kemarin ikutan memperingati the fourth of July alias hari kemerdekaan Amerika Serikat ke 232. (sebenarnya cuma ikutan rame-rame saja ..) Pagi jam 10.00 sudah pada ngumpul di Washington Park, ada konser veteran sampe rock band, berbagai stand yang memberikan sesuatu secara gratis (ice cream, air mineral, cookies, semangka, souvenir, brosur, ballpoint ... buanyak!), liat balap anjing, face painting, voli pantai, berbagai atraksi (pencak silat ... ada lho di sini, gymnastik), balap karung, wes pokoknya sehari isinya hepi-hepi doang ...
Siangnya Jumatan, trus disambung ada dinner di rumah Dr. Seitz, masak rendang, sate ayam dan sapi, makan besarrrr ... Nggak cuma itu, main temak-tembakan pistol air ma si Chloe sampe kemringet dan basah oleh air, ngobrol soal demokrasi di Indonesia sama diakhiri dengan foto bersama.
Eh, baru masuk apartment wes diabani liat fireworks alias kembang api ... full 30 menit jledar-jledur denger kembang api yang bertaburan menghias angkasa ... Jadi tahu tradisi orang Amerika memperingati kemerdekaan; nggak ada tirakatan, upacara, ziarah atau detik-detik proklamasi hehehe ... isinya cuma seneng-seneng doang dari pagi sampai malam. Jadi kangen, semoga 17 Agustusan sudah bisa di rumah.
Larut malam karena belum bisa bobo iseng-iseng buka internet ... youtube, nyari the LOVE yang lama belum bisa saya tonton di internet, dan ... tadaaaa ... sudah ada yang meng-upload-nya .. alhamdulillah ...
Jadilah semalaman plus sepagian saya konsen merampungkan 14 episode LOVE di youtube ...yang sudah saya tulis 2 bulan lalu. Bagus juga ... bahwa bicara cinta tidak semata-mata dua insan muda-mudi yang romantis dan penuh bunga-bunga saja. Cinta adalah universal, bagi siapa saja yang mau terbuka dan berbagi .. atau bahkan mungkin berkorban bagi orang lain, tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri. Dalam hidup ini sebenarnya kita ditempatkan pada sebuah bejana timbangan (halah ... sok Gibran!) yang berisi suka dan duka, memberi dan menerima, sedih dan tawa ... tentunya timbangan yang baik adalah timbangan yang mampu menyeimbangkan keduanya tidak hanya selalu berduka, menerima dan tertawa, namun kadangkala juga harus bersuka, memberi dan bersedih ... dan bagi saya, CINTA-lah yang bisa membuat semua itu bisa mengalir dengan manis ... rasanya akan lain jika semua itu berangkat dari sebuah rasa cinta. Ketika kita berduka, ketika kita harus kehilangan karena memberi, atau ketika kita sedih ... saat CINTA datang, semua seolah tersapu bersih. Cinta kepada suami, istri, anak, orang tua, teman ... dan mengejawantahkannya dalam bentuk tindakan; memberi, berbagi, mengerti dan memahami, akan membuat langkah-langkah kita menjadi lebih ringan dan dunia ini menjadi lebih berwarna. Percayalah ... tiada detik terlewatkan tanpa senyum di bibir kita ...
Nggak percaya? Nih buktinya ...

Tuesday, July 1, 2008

Monday, June 30, 2008

Belajar dari Spanyol ...

Akhirnya The Matador yang keluar jadi jawara Euro 2008 setelah dengan cerdasnya merontokkan lawan-lawannya termasuk Jerman Der Panzer yang harus menelan ludah dikalahkan 1-0 di final. 

Sepanjang Euro 2008 dapat dikatakan Spanyol adalah tim yang sangat tangguh, sebagai juara group dia belum pernah terkalahkan, masuk perempat final membongkar mitos "pesta para runner up" dengan mengalahkan Italia lewat adu penalti, di semifinal dengan cantiknya memperdayai Russia 3-0, dan di final menggulung Jerman 1-0. Praktis belum pernah terkalahkan!

Secara individual, pemain Spanyol memiliki skills yang di atas rata-rata, baik dribbling maupun assist. Meski pemain semacam Puyol dan Fabregas sempat bikin ketir-ketir saat laga Piala Champions yang mainnya klemak-klemek alias lamban banget, tapi di Euro sepertinya mereka menemukan pola permainan yang padu sebagai sebuah tim.

Selain berhasil menepis semua mitos di dalam group, perempat dan semi final, mereka juga berhasil menepis mitos "sial", baik karena seragam yang berwarna kuning, bayang-bayang sejarah maupun karena sebagian besar pemainnya adalah "anak bawang" (bayangin, pelatihnya Louis Aragones sudah gaek memasuki 70 tahun sementara squad Spanyol rata-rata berumur 20 tahun atau kalo dibandingin ya kakek nglatih cicitnya tho?), tapi mereka lagi-lagi berhasil menepis semua mitos itu. Saat adu penalti dengan Italia misalnya Ikker Cassias jauh lebih tidak berpengalaman dibanding Buffon yang sudah cukup berpengalaman dan beberapa hari sebelumnya menggagalkan penalti Adrian Mutu (Rumania), tapi kenyataan berbicara lain, Cassias yang tidak punya beban sukses membendung 2 tendangan pemain Italia.

Dan sudah tentu 44 tahun "terkucil" kan dalam sejarah sepakbola tanpa prestasi apapun menjadikan tim Spanyol sangat termotivasi untuk menang atau paling tidak mampu mengukir sejarah seperti Turki, sang underdog yang bisa lolos ke semifinal.

Dari sini saya melihat bahwa Spanyol memberi inspirasi kita untuk tidak begitu saja percaya dengan mitos, berusaha dengan sungguh-sungguh dan melakukan sesuatu tanpa beban. Terserah orang mau bilang apa sepanjang apa yang saya yakini adalah benar ya teruslah kita lakukan. Kesuksesan kita tidak ditentukan oleh omongan orang, perhitungan keberuntungan, mitos atau sejarah, tapi sukses kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan mulai sejak saat ini.
Bravo Espanola ...                  

Saturday, June 28, 2008

Go Blog ...

Pertama kali saya kenal blog di awal tahun 2008 ada rasa was-was juga ... gimana enggak wong sejak lama saya tidak pernah nulis lagi ... kecuali kepepet tugas kuliah termasuk di dalamnya skripsi dan thesis. Ada rasa malas, awang-awangen ... inferior, jangan-jangan tulisan saya nggak mutu blass hehehe ... Tapi yo wes lah ... itung-itung curhat atau berunek-unek yang semoga ada gunanya bagi yang membaca.

Saya kenal menulis bukan dari sekolah, tapi justru dari ibu saya yang guru .. saya inget saat SD saya suka banget mengarang dan bahkan sering mendapat nilai bagus. Karangannya ya sebatas hal-hal yang normatif, misalnya tentang alam sekitar, liburan, suasana di desa. Soal substansi ibulah yang mengarahkan, lha kalo soal tulisan ini kerjaannya bapak yang sering mencorat-coret buku saya dengan ballpoint merah dengan tulisan yang berbunyi sangat provokatif ... tulisan yang rapi, jangan kaya cakar ayam! Giliran buku itu dipinjam teman saya mereka pada kaget kok ada tulisan seperti itu, ya saya bilang aja .. itu bapakku yang lagi ajar nulis di bukuku, hehehe ... Peace lho Pak ..

Yang jelas, menulis itu butuh input baik dari sekedar ngalamun, refleksi atas berbagai kenyataan hidup atau dengan membaca yang semua itu membuat otak kita "bekerja", mikir, menganalisa ... mengotak-atik dan memunculkan sebuah ide baru. Bisa jadi ide itu merupakan kritik, saran, sanggahan atau alternatif solusi dari sebuah permasalahan.

Semakin lama menekuni menulis di blog, semakin banyak hal yang dapat saya peroleh (teman baru, ide, pengetahuan, bahkan sampe tempat makan di sebuah kota yang ditulis oleh sesama blogger), semua bagi saya merupakan "makanan otak yang sehat". Sudah tentu blog yang isinya cuma iklan atau sekedar narsis tidak akan saya singgahi atau saya pasang sebagai link. Memang sih, dari jutaan blog di dunia maya ini tidak semuanya baik ... selain dua hal di atas, kadang blog juga dijadikan ajang agitasi, provokasi atau offensive kepada pihak lain, yah kita masih bisa memilih kok ... jenis blog apa yang bakal menjadi "makanan" kita ..

Terlepas dari semua itu, saya memandang blog bisa menjadi bahan pendidikan politik bagi semua orang, yang diawali dengan kebebasan mengeluarkan pendapat, ide, kritik, sebatas hal itu tidak merupakan fitnah, agitasi atau penistaan. Dengan menulis dan membaca blog kita mendapatkan pengetahuan yang memadai sebagai referensi kita dalam mengambil keputusan dan bertindak. Kita jadi tahu untung-rugi sebuah alternatif tindakan, kita bisa menilai mana yang baik dan yang buruk ... dan kita dapat bersikap lebih dewasa, arif dan bijak dalam menghadapi sebuah kesempatan untuk bertindak.

Semoga penemu blog ini akan selalu dilimpahi dengan berbagai kenikmatan dan keberuntungan, karena telah membuka satu cakrawala pengetahuan di dunia maya yang menjadi semakin penting di era modern ini. Dan mari kita gunakan blog untuk sesuatu yang bertujuan positif, bermanfaat bagi kita maupun orang banyak. Go Blog ...

Friday, June 27, 2008

Kenduri Cinta

Sepanjang hidup ini kayaknya hanya satu kenduri yang pulangnya tidak "diberkati" alias dibawain uborampe berkat (baik dengan besek atau kardus putih kotak) yaitu kenduri cinta-nya emha ainun najib alias cak nun bin emha wal kyai kanjeng.

Bagi saya, di tengah carut-marut kondisi kebangsaan kita ternyata masih saja ada ruang untuk misuhi atau mengumpat diri sendiri, menertawakan ketololan kita, mengkritik dengan jenaka tanpa harus berkata beringas ... bubar ... bunuh ... sesat ... atau menegakkan mainstream atas nama apapun. Bagi Anda yang Islam, Kristen, Katholik, Kong Hu Cu, Hindu, Budha, atheis, agonis ... silakan saja dateng atau menyimak kenduri cinta dan mari kita menertawakan diri kita sampai semua energi buruk kita terbuang dan pulang dengan membawa pesan kehidupan dari interaksi kita dengan emha yang edan itu. Dengan fasihnya dia berkhotbah tentang jawa (sebagai sebuah entitas bukannya kesukuan semata), agama, politik, budaya, atau juga masalah aktual dengan gaya nJombang-nya yang bernas, blak-blakan serta jenaka. Kita dibawanya mengarungi khazanah kengawuran dunia dalam bingkai kebijakan seorang emha ... bagaimana ia bicara tentang keadilan di tengah ketidakadilan yang merajalela, kejujuran di antara kebohongan yang sudah mendarah daging, dan idealisme sebagai sebuah bangsa di dalam keterpurukan yang sudah mulai parah ini yang akhirnya keluar dengan sebuah pemahaman ... kita harus melakukan sesuatu! Ndandani atau memperbaiki bangsa ini tidak perlu dengan teriak-teriak dan menunjukkan jari kita ke arah orang lain. Marilah mulai dari diri kita sendiri .... Aku iki sopo seee (dengan logat nJombangan-nJogjakarta hehehehehe). Siapa dirimu ... siapa dirimu yang sejatinya? Apakah kamu sebuah Garuda yang gagah perkasa atau sekedar emprit yang di-casting (pura-pura) jadi Garuda.


Kenduri cinta tidak melulu bicara tentang cinta atau romantisme cinta semata tetapi cinta sebagai sebuah hal yang universal .. fitrah seorang manusia, bahwa cinta tidak melulu bicara tentang lawan jenis, kegagahan atau kecantikan, kekaguman dan perbudakan (katanya kalo lagi jatuh cinta orang jadi tolol bener he...), tuntutan dan penguasaan ... tetapi dalam kenduri cinta kata cinta menjadi sangat universal dan tertransformasikan dalam berbagai tindakan positif ... saya menghormati sampeyan itu sama dengan saya mencintai sampeyan ... saya mengkritik DPR yang suka ngapusi rakyat itu kadarnya sama dengan saya mencintai anggota DPR yang saya kritik itu ... saya mengatakan pemerintah tidak bisa ngatur negara (lha wong kita kaya akan minyak kok bisa harganya semelangit ini, sampeyan bisa kasih jawaban?) bukan karena saya benci sama pemerintah, SBY, JK atau Purnomo Yusgiantoro ... tapi itu ekspresi kecintaan saya sebagai seorang sahabat sebangsa ...

Sayangnya, orang seperti emha ini termasuk mahluk yang sangat langka di Indonesia. Ketika orang mulai berbicara idealisme ... masuklah ia ke sebuah kamar gelap, jauh dari selebrisitas dan gemerlapnya lampu kamera ... tidak banyak orang mau "menyentuh" atau "mengunjungi"nya ... alergi mungkin, he ...

Tapi nggak papa Cak Nun ... doa dan pinta saya semoga sampeyan tetep waras (jasmani) dan edan (rohani), bangsa ini butuh banyak orang seperti sampeyan yang edan ... mau serta mampu menyuarakan suara rakyat yang tidak pernah mau di dengar oleh mereka yang katanya "wakil rakyat" dan "pengemban amanat penderitaan rakyat".

Selamat berdasawarsa Kenduri Cinta ... rahmat Allah Ta'ala semoga selalu tercucur , makin banyak rejeki, ide dan karya bagi bangsa kita tercinta.

Thursday, June 26, 2008

Bagi-bagi duit kerajaan

Baca Suara Merdeka pagi ini saya kepengin ketawa ngakak-kak-kak ...
Katanya sudah reformasi dan demokrasi tapi nyatanya masih banyak yang bermental garong tapi gak pake kucing hehehe ...
Masak gara-gara bantuan langsung masyarakat (BLM) dihabiskan bupati, sodara ketua DPRD malah marah-marah? Katanya ada kesepakatan bagi-bagi jatah ... ah bisa saja bapak ketua DPRD satu ini, lha emang tugas sampeyan apa tho kok mau ikut-ikutan bagi uang segala? Gawat ini kalo urusan uang di negara saya yang katanya toto tentrem kerto raharjo selalu saja jadi ribut ... mulai uang cepek yang sekelas pak Ogah, tukang parkir atau pengamen ... sampe uang yang sedengan sekelas "uang administrasi" atau "susu tante" alias sumbangan sukarela tanpa tekanan (tapi dengan ancaman huehuehue ..) ... atau "uang terima kasih" yang tempo hari ketahuan sampai 6 milyar.
Jujur saja saya salut dengan ibu bupati (yang semoga saya tidak salah sangka karena katanya beliau mau maju nyalon lagi hehehe), yang berani berkata bahwa bantuan langsung masyarakat itu lak urusannya eksekutif, urusan legislatif ya SETUJU atau TIDAK, tanda tangan dan stempel ... beresss tho? E lha kok mau saja ikut-ikutan mbagi duit, kok kurang kerjaan sekali sepertinya. Bukannya masing-masing sudah jelas tugasnya ... satu merencanakan dan menyetujui, satunya lagi melaksanakan? Ada apa-ada apa hayooooo?
Habis baca artikel itu saya jadi inget tentang sebuah mimpi, mimpi ketemu teman saya yang menjadi punggawa di sebuah kerjaan nun jauh di sana. Dia adalah bawahan patih yang setia, loyal dan cakap .. ngganteng lagi (ning sedikit saja ndak nanti dia ge er abis kalau baca ini huehuehue). Nha, berdasarkan SOTK (struktur organisasi dan tata kerja kerajaan) dia di plot di bagian pembangunan ... yang tugasnya ngurus semua hal yang berkait dengan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring tapi tidak pake evaluasi karena duitnya nggak cukup hehehe ..
Nha saking majunya kerajaan ini, mereka mengadopsi sistem perwakilan kerajaan yang anggotanya dipilih melalui golongan-golongan. Singkat kata 100 orang anggota dewan perwakilan kerajaan telah duduk di sebuah gedung yang terhormat dengan tugas memberi persetujuan kepada raja atas upeti, belanja kerajaan, pembangunan dan urusan teknis yang lain. Tentunya sebagai wakil rakyat di kerajaan yang ikut menentukan kebijakan kerajaan pastilah mereka memikirkan dan meneruskan aspirasi rakyat yang diwakilinya. Tapi eee apa lacur, kelakuan mereka tidak beda dengan para berandal alas alias penjahat hutan belantara. Selalu saja ada upaya untuk menggerogoti keuangan kerajaan dengan dalih untuk kunjungan kerja kerajaan (K3), asuransi, beasiswa, purnabakti dan lain sebagainya. Belum lagi tuntutan seorang wakil harus punya seperangkat kereta kencana dengan kuda dan kusir terbaik, pakaian gemerlapan sebagai cerminan kemakmuran kerajaan .. jangan kalah sama rajanya, dan fasilitas yang lain.
Nha suatu ketika sang raja dipaksa untuk meluluskan sebuah program bantuan pembangunan kepada masyarakat (raja ya mau saja karena 100 lawan 1 je .. lagian mungkin juga dapat bagian juga? siapa tahu wong deal-nya tertutup untuk umum) sebesar 2,5 milyar. Sudah tentu saya sebagai masyarakat saya sangat gembira ria ... lumayan bisa buat memperbaiki genting yang bocor, bikin pos kamling atau renovasi balai pertemuan dusun. Tapi saya denger dari teman saya yang punggawa itu bilang jangan ngiler sampeyan karena duit segitu banyak tidak akan sampe ke sampeyan. Lho? saya jadi kaget ... kok bisa? kan bantuan pembangunan? buat masyarakat tho?
Teman saya tadi hanya tertawa, alah .. sampeyan mbok jangan pura-pura ... sini tak bisikin ... tapi ini rahasia lho ya .. (tenan ki ra-ha-si-a!). Jadi duit 2,5 milyar itu yang 2 milyar buat dewan perwakilan kerajaan lha yang setengah milyar buat sang raja. Tapi nggak bakal di terimakan dalam bentuk pundi-pundi gemrincing alias cash ... caranya semua duit itu dibelikan aci (aci itu versi kunonya semen). Haaahh 2,5 milyar ? Aci? Apa mau mbangun candi lagi? Sssstt ... nanti kan dapat tanda bukti pembelian aci, nha itu yang akan jadi surat pertanggungjawaban kerajaan (spjk), tapi acinya nanti dijual lagi ... yang penting lak sudah ada legal formal pertanggungjawaban wong di mata anggaran kerajaan digunakan untuk pembelian aci dalam rangka pembangunan, jadi diperiksa sama malaikat pun nggak akan ada masalah. Lha terus, aci yang sudah dibeli oleh kerajaan itu diuangkan lagi ... kalo susut paling 10 % ya bagi-bagi sama yang jual aci .. jadi nanti masing-masing anggota dewan perwakilan kerajaan bakal dapat 20 jut ... buat apa? ya terserah mereka ... beli mie ayam, bakso, gado-gado, bolu kukus, main ding-dong, ke spa, keplek, mabuk, kunjungan kelamin atau buat konsolidasi golongannya buat maju pilihan lagi tahun depan .. terserah yang nerima. Tapi ini rahasia kerajaan lho ...
Whe lha ... aku diapusi ik! Diapusi wakilku yang katanya akan mengemban amanah penderitaan rakyat ... yang kalo kampanye golongan sampe berbusa-busa ... bagi-bagi iket, rompi, beras dan palawija ... nyebarin pundi-pundi kemrincing buat rayahan kita rakyatnya yang sengsara biar memilih beliau yang ganteng-cantik nan dermawan ... eh, lha kok jebulnya ... uasssemmm tenan! Piye jal nek ngene ....
Oalahhh ... kerajaan, demokrasi, reformasi, amanat penderitaan rakyat ... opo artine iku?

Wednesday, June 25, 2008

Di mana hati nurani polisi?

Kok lagi-lagi polisi yang mewarnai headline media massa di tanah air, mending kalo prestasi, lha ini ketidakprofesionalan je ... Coba simak artikel tentang Juli Nicodemus Paat (12) yang menjadi korban ketidakprofesionalan polisi. Bocah 12 tahun kok ikutan digaruk dan tanpa ba bi bu diperlakukan kaya tahanan lain. Nggak masuk akal tho ... tahanan itu lak wes ketangkep, di bawah penguasaan polisi, e lha kok sempet-sempetnya diperlakukan dengan (sangat) tidak manusiawi, dipukul, ditelanjangi (kaya yang mahasiswa UNAS itu), belum lagi perilaku di balik tembok yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat awam.
Sedih .. sedih .. sedih ...
Lihatlah perilaku polisi kita di tayangan kriminal tv-tv swasta, bagaimana mereka memperlakukan penjahat kelas teri yang ecek-ecek itu dan bandingkan dengan ketika mereka memperlakukan pesakitan semacam Rusdihardjo, Habib Rizieq, Muchdi Pr, atau Al Amin Nasution ... apa sih yang ada di benak mereka? Toh mereka sama-sama tersangka kriminal .. lha kok beda?
Lihatlah juga rekaman kamera ketika mereka menangani demonstrasi ... apa hak mereka untuk memukul, berlaku kasar dan offensive? Bohong banget kalo dibandingkan dengan simulasi anti huru-hara yang notabene temen-temen mereka sendiri .. giliran pas beneran .. uh, ketahuan aslinya. Main pukul, tampar, tendang, ... ada nggak tuh di SOP?
Saya bukannya lagi sinis, tapi apa yang ada merefleksikan sebuah fenomena "sakit sosial" polisi kita, bahkan saya katakan nggak punya hati nurani. Itu baru kasus yang massal, bagaimana dengan kasus yang sepele, misalnya laporan kehilangan dompet, laporan meninggal karena kecelakaan, mengambil barang bukti, bagaimana SOP dan perlakuan polisi?
Tiga kali saya mengalami peristiwa kasus kehilangan dompet, 2 diantaranya dimintai uang "sekedarnya untuk administrasi" atas surat laporan yang dibuat. Gila! Sudah tahu dompetnya ilang ... boro-boro dibantu nyari, dipermudah urusannya, eh malah dibebani dengan harus mengeluarkan uang, duit dari mana? Apa sih yang dibenak para polisi kita saat melayani kita, masyarakat ... bener-bener melayani, membantu ataukah menambah beban? Kalo duit operasional kurang, ya minta ke masyarakat dengan baik lah ... bikin prosedur .. tanda bukti terima uang ... legal gitu, jadi masyarakat tahu .. oh untuk urusan ini saya harus keluar duit sekian. Jangan hanya kalo ke atasannya saja manis banget tapi giliran sama masyarakat "menekan". Mungkin saking stress-nya jadi kalo ada korban, kayak mahasiswa atau pesakitan yang tertangkap mereka bisa memperlakukan seenaknya sekedar sebagai pelampiasan. Wallahu'alam ...
Selama polisi belum punya SOP (standard operation procedure) yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, selama proses recruitment mereka belum transparan, selama audit anggaran mereka tidak dilakukan oleh auditor publik, dan selama pembawaan dan perilaku, baik kantor maupun individunya "serem", jangan harap kita akan mendapatkan polisi kita yang punya hati nurani, melayani dan mengayomi masyarakat.
Salut buat para polisi yang ada di daerah "kering", yang ada di polsek-polsek, satuan bimmas dan yanmas ... ujung tombak pelayanan masyarakat kita yang secara internal mereka "dianaktirikan", bagi saya Anda semua adalah polisi yang sejati .. sepanjang pelayanan dan keberadaan Anda tulus dan benar-benar mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
Selamat hari Bhayangkara ... semoga polisi semakin punya hati nurani!

Saturday, June 21, 2008

Selamat jalan Maftuh Fauzi ...

Rasanya tidak akan pernah kering air mata ini mengalir untuk duka yang senantiasa mendera bumi pertiwi. Satu lagi putra bangsa berpulang untuk tugas mulia atas nama rakyat Indonesia, Maftuh Fauzi mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) Jakarta korban kebrutalan polisi yang menyerbu kampusnya menghembuskan nafasnya di RSPP setelah ditransfer dari RS UKI karena kewalahan menanganinya.
Berjuta tanda tanya berkecamuk ... dosa apa yang telah dilakukan oleh Maftuh sehingga ia harus menanggung derita kekerasan yang berkepanjangan dan berakhir dengan tragis itu. Lebih tragis lagi pihak RSPP mengatakan bahwa Maftuh meninggal karena HIV/AIDS. Jika ya, mengapa tidak ada autopsi resmi dari RSPP sendiri. Mengapa tidak ada bukti-bukti yang meyakinkan, bahkan berbeda dengan data dari RS UKI bahwa almarhum mengalami cedera terbuka di kepala, bahkan autopsi di RSU Kebumen juga menguatkan hal ini? Kita masih menunggu hasil resmi dari hasil analisa dan pemeriksaan laboratorium dari Puslabfor POLRI serta RS Dr. Kariadi Semarang yang telah mengambil sample cairan otak, paru-paru dan hati untuk menguji sebab-musabab meninggalnya almarhum.
Dalam pada itu ... kita juga masih harus bersabar dan menunggu KEJUJURAN dari aparat pemerintah ... wabil khusus dalam hal ini adalah POLISI. Sudah tidak waktunya lagi polisi menutup-nutupi kebobrokan atas nama prosedur, hierarki atau komando di dalamnya. Kita semua, masyarakat mendambakan POLISI yang benar-benar MENGAYOMI bukan MEMUKULI ... MELINDUNGI bukan MENJEBAK ... MELAYANI bukan MEMBEBANI ... Masyarakat sudah cukup muak dan jenuh dengan berbagai penyimpangan yang ada di dalam tubuh kepolisian kita.
Jangan bicara bukti ... karena itu tidak akan ada manfaatnya, bicaralah dengan hati dan logika ... pertanggungjawaban dan kinerja ... apa yang sudah mereka lakukan bagi masyarakat? 
Bukalah survey yang melibatkan masyarakat dari semua golongan ... tanyakan bagaimana pendapat masyarakat tentang kinerja POLISI selama ini! Undanglah akuntan publik untuk melakukan audit keuangan di jajaran kepolisian ... libatkan masyarakat dalam proses seleksi SECABA dan AKADEMI KEPOLISIAN ... berikan bukti pembayaran setiap permasalahan atau kasus yang ditangani aparat kepolisian ... pasanglah standar pelayanan bagi masyarakat di halaman setiap mapolsek dan mapolres ... libatkan masyarakat pada setiap kasus baik kriminal maupun etik yang dilakukan oleh anggota kepolisian ... 
Itulah reformasi yang sebenarnya ... atau akan muncul lagi Maftuh-maftuh yang lain ... seorang warga negara yang kehilangan nyawanya karena perilaku aparat negaranya ... menggunakan senjata dan atribut yang dibeli dari pajak yang dibayarkan oleh warga negara. Bagaimana mungkin, senjata, atribut dan gaji yang diperoleh dari warga negara melalui pajak digunakan untuk mencederai dan menghilangkan nyawa warga negara?

Selamat jalan Maftuh ... semoga engkau lebih damai dan bahagia di sisi Sang Khaliq, tempat yang paling indah bagi semua mahluk ... kami di sini akan terus melanjutkan perjuanganmu ... demi kehidupan rakyat yang lebih baik dan lebih sejahtera....

Reformasi tidak akan pernah selesai ... sampai rakyat benar-benar sejahtera hidupnya ... aman, nyaman, cukup sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan  ... dan terayomi oleh aparat pemerintahnya!  
         

Friday, June 20, 2008

Indo Jadul .. antara RPD dan RPS

Ada sesuatu yang terasa lain saat telinga ini mendengar lagi lagu-lagu pop Indonesia jaman dulu ... yah mulai awal 1980-an gitu, bukannya sekelas Om Bob Tutupoli, Koes Plus atau Tetty Kadi. Yang jelas sih nggak ada memori spesial, lha wong masih di SD, hanya seneng saja setiap kali mendengar radio itu diputer di dua buah radio yang top-markotop di Wonosobo, Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD ... atau kadang disederhanakan lagi menjadi RPD -Radio Pemerintah Daerah) dan Radio Purnamasidi (RPS ... eh harusnya kan RP ya kalau konsisten menyingkatnya hehehe tapi ya karena satu sudah RPD satunya ya tinggal RPS hehehe ...).
Beberapa penyiar RSPD yang masih inget ya mbak Yuli, mas Bambang, mas Dehon, mas Aji (yang dari Tosari hihihi), mas Agus (Jenjang Tembang RSPD) trus dilanjut sama mas FX Suharto, mas Pramono (spesialis Wonosobo Selintas Pekan edisi ....) sama yang heboh dan sempet jadi MC pas saya menikah: mas Joni Suparjo ... spesialis Pantun Dangdut hehehe ...
Kalau RPS sih yang inget banget mas Towil Rais itu ... sing nek nyiarake dledek enthek ... gila abisss, trus Jefry Ramanda (ceileee ....), Erros (ini masih lumayan baru), kalo yang cewek ya mbak Shinta yang mendayu-dayu hehehe ... eh ya ada juga mas Udin (yang selalu serius) ... sopo maneh ya ....
Yang jelas selama kurun waktu 1980an saya paling hobby ndengerin radio spesialis acara kirim-kiriman (pilihan pendengar di kedua radio itu), bahkan menjelang tidur pun tetep pantheng ... kalo nggak salah seusai jam 20.00 berita ekonomi RRI disambung dengan display harga cabe, pete, dkk yang sumpah abis mbosenin! Kadang saking khusuknya sampai kebabalasen bobok dan lupa matiin radio, jadilah bapak atau ibu yang kemudian mengamankannya.         
Untungnya sekarang bisa ketemu imeem yang bisa membawa kenangan itu kembali, yedeee ... kenangan masa kecil tentang lagu-lagu Indonesia kala itu.
Tengoklah si Harry Mukti yang adudududududu .... kow tak percaya .... adududududududu ... mengapa cinta .... untuk kamu ... belahlah dadaku iniiii sajaaaa .... Si Bapak satu ini kata temenku sekarang menjadi pendakwah, syukurlah semoga khusnul khotimah. Kalau nggak salah sih dulu dia suka banget sama aktifitas outdoor, bahkan sempet dijuluki "si kutu loncat". Dengarkan juga lagunya yang Lintas Melawai ... wuuuh rancak bener! Tapi jangan salah ... Harry Mukti ini bisa romantis lho ... coba simak Hanya Satu Kata ... hhhmmm lagu request paling laris buat yang lagi kasmaran.
Atau juga Tito Sumarsono ... yang kalau sekarang liat clipnya di youtube jadi terbengong-bengong ... ih, jadul banget! Untukmu .. atau Tuhan Tolonglah ... lumayan romantis juga dengan style 80-an, yang jelas ya beda banget sama Club Eightees itu ... Inget juga kan sama si Itang Yunaz ... aku cinta padamu ... yang berulang-ulang itu. Tapi kok ya nggak jeleh (Bhs. Wonosobo: muak, bosan) ... tetep saja dinyanyiin dan beberapa kali jadi jawara di jenjang tembang atau 10 top hits.
Yang lumayan modern mungkin sebangsa Fariz RM, yang jaman dulu suka pake keyboard baik konvensional atau yang digantung di pundak. Jangan tanya sama mas satu ini, baik solo maupun kerja bareng Deddy Dukun atau Dian Pramana Putra ... uuuhh, so romantic Boss. Bahkan akhir-akhir ini di-repackage sama Almarhum Chrisye dan Rossa.
Jaman dulu itu juga ada film sekuel Catatan Si Boy yang heboh banget dengan mas boy dan emonnya ... (Didi Petet emang TOPBGT!), ga ketinggalan juga soundtracknya si Fairuz dengan Boy I Love You yang bau-bau MIDI atau Atiek CB dengan Terserah Boy ... yang rada kalem dan romantis ya siapa lagi kalau bukan Yana Julio & Lita Zein ... seperti emosi jiwa itu lah ..
Jangan lupa masih banyak stok juga lho ... mulai yang impor dari jiran seperti Search, Ella, sampe Sheila Madjid ... trus juga jawara festival negeri kita Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya (uthe ... whatta talented girl ... Astaga!), Obbie Messakh, Pance Pondaag, Dian Pisesha (ini masuk grouk JK Record yang kemasannya selalu bertabur bintang dan berwarna biru), Ratih Purwasih, Christin Panjaitan, Ikang Fauzi (Jangan main api ya ..), mbakyu Anggun C. Sasmi yang sekarang sudah berkibar di Prancis ... Chrisye (bless him), Krakatau, Emerald, Halmahera sampe dengan Trio Libels hehehe ...
Wes .. wes ... jadul ternyata nggak selamanya terkesan kuno, kolot ... tapi bagi saya soal lagu tetep easy listening ... coba saja ....             

Thursday, June 19, 2008

Paradoks ... hmmm ...

Dari Mas Satrio Arismunandar yang dimuat di milist aipi_politik ...
Semoga bertambah bingung ... karena bingung adalah fajar pengetahuan, hehehe ..
Berapa banyak orang yang mempunyai kecerdasan untuk menyadari bahwa paham kebebasan adalah paham paradoks?
Perkiraan saya, tidak banyak. Paling tidak, opini yangberhasil keluar ke media massa mencerminkan demikian. Pada jaman modern ini, ujung tombak penganut prinsip-prinsip yang bersifat paradoks biasanya mempunyai latar belakang pendidikan ilmu politik, sosial dan seni. Mereka ini adalah ampas yang tidak lolos dari saringan masuk untuk jurusan kedokteran atau teknik (Ghulam: hmmm .... *u*). Siswa yang pandai akan masuk ke jurusan kedokteran dan teknik. Dan oxymoron, biasanya masuk kejurusan ilmu politik, sosial dan seni serta menjadi pendukung paham kebebasan, women liberation, feminist, pluralisme dan sejenisnya yang penuh dengan prinsip-prinsip paradoks.
Kata oxymoron saya gunakan dalam artikel ini untuk melengkapi pembahasan mengenai paradoks karena oxymoron adalah paradoks. Oxymoron berasal dari kataYunani oxy = tajam, cerdas dan moron = tumpul, bebal. Cerdas-bebal, tajam-tumpul, bukan kah itu paradoks. Kata ini menggambarkan orang yang pandai berbicara tetapi bebal (Ghulam: ... semoga kita terhindar ... dari hal-hal sedemikian ... semoga kita menjauh ... dari sifat sedemikian ... Bimbo banget nih! ). Mungkin lebih tepat kalau disebut pseudo oxy-moron. Tampak cerdas tapi bloon. Kitagunakan oxymoron saja yang lebih umum untukmenggantikan kata yang benar pseudooxy-moron.
Saya yakin banyak di antara pembaca bukan terlahir untuk menjadi oxymoron, tetapi karena pendidikan dan lingkungan, maka anda menjadi oxymoron. Kalau anda paham mengenai isi tulisan ini, berarti anda telah meningkatkan intelektual anda dan tidak berhak memperoleh gelar oxymoron lagi. Bahkan bisa menggunakan kalimat: prinsip anda mengandung paradoks sebagai ungkapan yang halus sarkastik untuk menghina dan mengatakan bahwa tingkat intelektual anda sangat rendah. Selamat menikmati, semoga nantinya anda lebih pandai.
Paradoks Orang Kreta dan Pyrrhonisme
Dengan ilmu logika banyak prinsip yang bisa diidentifikasi sebagai paradoks atau self defeating principles. Paradoks ini banyak ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari dipakai oleh orang yang katanya terpelajar. Kita akan bahas hal ini. Tetapi untuk membiasakan diri dengan ilmu logika dan sebelum masuk ke menu utama, saya akan perkenalkan dengan dua paradoks klasik yaitu Paradoks Orang Kreta dan Pyrrhonisme, sebagai menu pembuka.
Diceritakan ada seorang Crete (pulau Kreta) bernama Epimenides berkata, "Orang Crete selalu pembohong". Ucapan ini adalah suatu kontradiksi yang akhirnya membatalkan nilai kebenaran pernyataan itu. Kalau Epimenides benar, maka dia bohong (berkata tidakbenar). Oleh sebab itu pernyataannya tidak pernah benar dan tidak pernah mempunyai nilai kebenaran.
Ada lagi Pyrrhonisme. Pyrrhonisme adalah aliran skeptis yang beragukan semua hal. Di dunia ini tidak ada yang pasti. Tentunya anda pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat ini. Bahkan juga anda sendiri.
Untuk membuktikan bahwa pernyataan ini sebuah paradoks, ajukan pertanyaan ini: Apa kamu yakin?. Lucu bukan, kalau ada pernyataan: Saya yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti. Perhatikan paradoks yang ada pada kata yang ditebalkan. Seseorang yangmenjadikan keraguan pada semua hal di dalam hidup ini sebagai prinsip hidupnya, maka ia juga meragukan keraguannya sendiri. Prinsip atau dalil semacam ini disebut paradoks atau self defeating principle. Dan menurut ilmu logika, prinsip seperti ini tidak punya nilai kebenaran. Dan prinsip seperti ini mempunyai konflik internal. Maksudnya, kalau kita menganut prinsip tersebut maka kita juga menganut paham penghapusan prinsip tersebut.
Sejak lama banyak artikel-artikel di koran, atau komentar di TV yang menggunakan prinsip yang mengandung paradoks di dalam opini nara sumbernya. Untuk membiasakan penggunaan logika, yang saya percaya bahwa pembaca jarang menggunakannya, kita akan bahas beberapa prinsip seperti ini sebelum menginjak pada topik kebebasan seperti judul artikel ini.
Paradoks Tidak ada yang tahu kebenaran hakiki, kecuali Tuhan.
Tentu anda sering mendengar ucapan: Tidak ada yang tahu kebenaran hakiki, kecuali Tuhan. Ada beberapa varian dari dalil paradoks ini, tetapi intinya sama, misalnya: Di dunia ini tidak ada yang absolut, semuanya relatif. Dalil ini sering dimunculkan dalam perdebatan tafsir firman Tuhan. Karena namanya tafsir, opini pribadi, maka satu dengan yang lain bisa berbeda. Pihak yang salah (ngawur tafsirnya) bukannya mencari kebenaran, tetapi mencari dan meminta kompromi dengan melontarkan dalil ini. Prinsip ini masuk dalam kategori paradoks. Kita bisa uji dengan menanyakan: Apa benar bahwa hanya Tuhan yang tahu kebenaran yang hakiki? Kalau jawabnya ya berarti orang tersebut tahu hakiki kebenaran prinsip di atas atau dia adalah Tuhan. Jadi jawab pertanyaan di atas harus tidak. Artinya bahwa prinsip itu salah. Dan bukan hanya Tuhan yang tahu hakiki kebenaran, tetapi juga manusia.
Paradoks Agree to disagree
Prinsip paradoks yang populer akhir-akhir ini: Agree to disagree. Prinsip ini juga digunakan pihak yang salah untuk mencari kompromi, bukan mencari kebenaran. Saya sempat mendengar ucapan Adnan Buyung Nasution di Metro TV beberapa waktu dalam rangka wawancara membela Ahmadiyah dua tahun lalu. Pewawancaranya, penyiar TVcantik Sandrina Malakiano. Pada akhir acara, bang Buyung menganjurkan (kepada kelompok yangberseberangan dengan Ahmadiyah) untuk agree to disagree. Dan Sandrina mendukungnya. Prinsip ini juga sifatnya paradoks. Kalau waktu itu mbak Sandrina menanyakan pada bang Buyung: Anda dan Ahmadiyah seharusnya agree dong dengan disagreement MUI, FPI dan kelompok yang berseberangan dengan Ahmadiyah lainnya. Jangan mereka yang harus mengikuti anda dan Ahmadiyah; kalau bang Buyung dan Ahmadiyahmengikuti agree to MUI disagreement maka MUI dan kelompok yang berseberangan dengan Ahmadiyah tidak perlu bergeming dari posisi mereka. Bingung ya? Problemnya Ahmadiyah dan bang Buyung tidak mau agree dengan disagreement dari MUI dan FPI.
Paradoks Dilarang melarang, berilah orang lain kebebasan
Dalil jangan melarang sering digunakan untuk membuka jalan untuk perbuatan yang tidak disukai oleh kelompok yang berseberangan. Dalihnya adalah kebebasan, liberalisme. Pada dasarnya prinsip ini juga paradoks. Kata JANGAN dan TIDAK BOLEH adalah kata melarang. Jadi kalau anda tanyakan: Apakah anda tadi melarang? Atau: Lho kok anda melarang saya untuk melarang. Nah dia akan bingung. Jangan melarang adalah larangan juga. Bingung kan? Memang self defeating principles membuat penggunanya bingung seperti orang tersesat.
Paradoks Pluralisme
Paradoks Pluralisme mengatakan bahwa Semua agama/aliran pada hakekatnya sama. Ini prinsip yang sering ditonjolkan JIL (Jemaah Islam Liberal), AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) bersama penganut pluralisme lainnya. Ada satu hal yang mereka lupa, yaitu: aliran yang memusuhi dan mau membasmi mereka, seperti FPI (Front Pembela Islam) juga seharusnya diperlakukan sama dan merupakan bagian masyarakat pluralis. Aliran pluralisme sebenarnya menghendaki tatanan masyarakat yang tidak plural. Saya akan tunjukkan dengan pertanyaan ini. Mana bisa disebut (lebih) plural, lebih banyak keaneka-ragamnya? :
1. masyarakat yang hanya mengakomodasi aliran pluralisme.
2.masyarakat yang mengakomodasi aliral pluralisme, aliran pembasmi pluralisme, aliran membenci pluralisme, aliran yang bertentangan dengan pluralisme.
Kalau anda cukup waras, maka jawabannya adalah masyarakat yang terakhir.
Apakah yang mengaku aliran pluralisme sesungguhnya menganut paham ini? Kalau benar maka mereka akan hancur karena mereka mengakomodasi lawannya yang boleh jadi termasuk yang brutal dan kejam. Oleh sebab itu paham pluralisme disebut paham paradoks.
Paradoks Kebebasan
Setelah pembaca terbiasa dengan sebagian ilmu logika, terutama paradoks, kita akan masuk ke menu utamanya. Sengaja saya sajikan menu pembuka karena perdebatan dengan logika biasanya pendek saja. Satu-dua kalimat cukup. Itu yang disebut perdebatan yang elegant, yang tidak perlu argumen berlembar-lembar untuk membuat orang mengerti.
Adakah kebebasan itu? Suatu pertanyaan valid bagi mereka yang mencari prinsip kebebasan. Secara logika, jawabnya ialah: Tidak ada.
Kebebasan itu adalah gagasan yang pada hakikinya tidak ada.
Buktinya: Mari kita berasumsi bahwa prinsip berikut ini bisa dijadikan sebagai prinsip dalam kehidupan: Manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat menurut kehendaknya. Konsekwensi logisnya ialah: Siapa saja bebas menghapuskan prinsip kebebasan tersebut. Lihat, hanya perlu 1 kalimat untuk membuktikan point utamanya bahwa kebebasan tidak ada dan paham kebebasan adalah paradoks. Sangat elegan. Habis sudah pembicaraan kita. Untuk memperpanjang cerita ini, saya mau mengakomodasi hal-hal sampingan yang non-issue, supaya pembaca tidak kecewa. Yang non-issue adalah saya harus menyediakan -isme alternatif. Secara alamiah, pilihan itu sudah ada, yaitu paham keterbatasan, siapa saja di dalam masyarakat harus dibatasi perilakunya. Apakah ruang geraknya cukup luas atau sempit, itu urusan lain. Pertanyaan berikutnya ialah: siapa yang berhak menentukan batas-batas, apa yang boleh dan yang tidak boleh? Pemerintah? Saya? Anda? Kalau orang Betawi akan menjawab: Emang lu siapa? Sok tahu dan sok ngatur-ngatur. Intinya bahwa secara alamiah manusia enggan tunduk kepada entity yang derajadnya sama; sama-sama manusia. Pemerintah tidak lebih pandai dan lebih tahu dari kita, karena elemen mereka juga sama seperti kita, yaitu manusia. Alam mengarahkan kita hanya ke satu pilihan, yaitu kepada sang Pemaksa. Prima kausa (sang Pencipta, the ultimate creator), juga sang Pemaksa mempunyai aturan untuk membatasi ruang gerak manusia. Setiap perbuatan, ada akibatnya. Ada hukuman bagi yang melanggar dan ada imbalan bagi yang tetap pada koridor moral dan perilaku yang ditetapkan oleh alam (baca: Tuhan). Ini adalah premis, asumsi dasar, yang mau-tidak mau harus digunakan oleh manusia dan masyarakat.
Pelanggaran atau invasi, agresi, bisa dari individu ke individu lain, individu ke masyarakat, masyarakat ke individu. Jenisnya bisa agresi/invasi fisik dan agresi/invasi non fisik. Kelompok Ahmadiah telah melakukan agresi non-fisik kepada kelompok Islam tradisionil dengan mengaku bagian dari Islam dan mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Jadi jangan salahkan kalau ada kelompok Islam tradisionil membalasnya secara fisik. Dewi Persik menggunakan baju dengan dada tersembul menantang (agresi non fisik) di tempat publik, jangan salahkan kalau ada yang terangsang dan mencoleknya. Porno-aksi bukan freedom of expression yang tanpa konsekwensi. Mungkin kata yang lebih tepat adalah: freedom of expression sesungguhnya tidak bebas menerima konsekwensinya. Saya pernah melihat seekor kuda betina yang sedang birahi. Tidak jauh dari situ ada kuda jantan yang di kandangkan. Kuda jantan tersebut mengamuk, menendang-nendang kandangnya, sampai dia dilepaskan. Ketika dilepaskan dia langsungnyosor ke betina yang sedang birahi itu.
Tahukah anda bagaimana melewati anjing penjaga jantan yang galak sekali? Dengan kain yang dibasahi oleh kencing anjing betina yang sedang birahi. Lemparkan saja kain itu. Anjing jantan itu akan sibuk dengan kain basah itu sementara anda bisa melewatinya dengan aman. Inti cerita; seksualitas adalah hal yang secara naluri sulit dikontrol ketika rangsangan sudah timbul. Bagi manusia, rangsangan itu bukan bermula dari bau saja tetapi jaga pandangan (juga pendengaran) dan khayalannya. Haruskah kita salahkan orang yang melakukan agresi fisik (dengan mencolek) Dewi Persik karena terangsang oleh cara berpakaian Dewi Persik? Mana yang sebab dan mana yang konsekwensi? Kebebasan berbicara, freedom of speech, termasuk mempromosikan kebohongan. Orang yang tidak bersalah bisa dihukum mati karena kesaksian palsu. Banyak orang yang mati karena kebohongan George Bush dan Tony Blair mengenai senjata pemusnah massalnya Saddam Hussein. Bagaimana speech yang berisi kebencian dan agitasi untuk menghancurkan penganut aliran freedom of speech itu sendiri. Self defeating principle bukan?
Itukah jalan yang benar? Banyak slogan kebebasan-kebebasan lainnya, kebebasan beragama, kebebasan berusaha, kebebasan berbicara dan lain lain. Manusia tidak mungkin bebas bertindak. Secara fisik manusia tidak bisa melompat sampai ke bulan, bukan? Andaikata yang dimaksud adalah kebebasan sebatas (hmm... paradoks) kemampuan fisiknya pun tidak bisa lepas dari konsekwensinya. Itulah alam.
Jangan lupa, karya seni tidak seindah barang aslinya the real thing. Para oxymoron tidak akan bisa memperdayakan anda jika anda cukup jeli waras dan berakal.
Ghulam: hmmm begitu ya ... hmmm separo paham ... separo bingung ...

Wednesday, June 18, 2008

Logika yang aneh ...

Kisah uang 660 ribu USD dalam sebuah kardus ..
Kata bapak yang kedapatan membawa uang itu di dalam mobil kijangnya, uang itu adalah hasil transaksi permata. Sejak pindah dari Bali 6 bulan lalu ia memiliki aktifitas sampingan sebagai pebisnis permata. Dengan statusnya sebagai pegawai negeri sipil yang bisa memiliki bisnis permata dengan omzet sampai 660 ribu USD atau setara dengan 6 milyar, kenapa atasannya sampai tidak tahu ya? Jadi curiga nih ... yang sampingan tuh sebenarnya bisnis permata atau pegawai negeri sipilnya yah?
Coba bayangin, apa nggak hebat bapak yang satu ini, menjadi jaksa yang menangani kasus kelas kakap (BLBI), yang tentunya sibuk banget kan, masih juga sempat melakukan bisnis sampingan sebagai penjual permata. Tapi, kalau memang iya bapak yang satu ini bisnis permata, pastinya beliau bisa ngomong dong kulakan permata dari mana, siapa saja pembelinya, bagaimana mekanisme surat-suratnya, atau .. gimana sih Pak permata yang bagus ... yang kayak di fim Blood Diamond itu lho... ya kan?
Masih soal jual-beli permata, ada baiknya bapak yang satu ini dinobatkan sebagai pedagang permata terbaik tahun 2008. Bagaimana tidak, dalam waktu 6 bulan di Jakarta saja sudah bisa mendapatkan hasil yang sedemikian banyak. Menjual permata dengan omzet 6 milyar padahal baru di Jakarta selama 6 bulan, hebat kan ... kita bisa belajar sama beliau soal bagaimana bisa berjualan dan menciptakan omzet sebanyak itu selama hanya 6 bulan di Jakarta. Mungkin kita usulkan saja kepada beliau untuk membuka sekolah khusus penjual permata supaya ilmu-ilmu yang beliau miliki bisa terwaris kepada kita-kita. Paling tidak kan semakin banyak orang jualan permata dengan ilmu bapak satu ini akan meningkatkan pendapatan, kalau banyak orang berarti sedikit banyak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagusan juga bisnis ini daripada MLM kan?
Tapi tunggu dulu, selidik punya selidik bapak tadi menerima sekardus uang itu dari seorang ibu loh .. kalau alasannya jual beli permata, berarti si ibu yang menyerahkan uang 660 ribu USD itu punya permata dong, yang dibeli dari bapak kita yang hebat di atas. Tapi kok nggak ada ya permatanya?
Trus siapa yang bener?
Kata si ibu itu, uang itu dipinjamkan kepada si bapak karena pertemanan kok. Haaah, 6 milyar cuma karena pertemanan dan dimasukkan ke kardus bekas? Uang 660 ribu USD itu hanya pinjaman atas nama pertemanan, oh mulia sekali ibu yang satu ini .. mau meminjamkan uang kepada orang lain di saat kondisi negara kita sedang krisis. Sudah tentu kita dapat melihat betapa ibu yang satu ini sangat mulia hatinya. Mau meminjamkan uangnya kepada orang lain, kira-kira kalau kita berteman dengan ibu itu dan minjem uang yang jumlahnya sama boleh nggak ya? Saya sih sekalian usul saja sama ibu itu, gimana kalau kita bikin koperasi simpan pinjam, bank perkreditan atau sebangsanya, supaya uang segitu banyak bisa juga dinikmati oleh banyak orang. Kan mulia banget ... menolong orang tapi uang kita utuh tho? Katakan kalo ada bunga ya itu seikhlasnya, buat ngongkosin yang nagih atau biaya operasional kantor ..
Selama ini kita kok nggak sadar ya, bahwa di sekeliling kita sebenarnya banyak orang yang ulet dalam berusaha, dermawan dan mulia hatinya ... Bayangkan kalau negara kita dipenuhi orang-orang seperti ini, ulet berusaha ... dalam waktu yang relatif singkat bisa mengembangkan omzet usahanya, dan memiliki teman yang sangat dermawan serta berhati mulia ... pastilah negara kita akan segera keluar dari berbagai macam krisis. Iya kan?
Atau Anda punya pendapat lain?

Saturday, June 14, 2008

Belajar dari EURO CUP 2008

Nggak ada di Indonesia saat perhelatan akbar piala Eropa 2008 ternyata ada untungnya hehehe minimal mengurangi begadang. Lha wes piye, di sini siaran langsung pertandingan piala eropa 2008 dimulai jam 10.50 sampai jam 14.00 (karena ada 2 pertandingan setiap harinya) via ESPN. Kalau pas libur akhir pekan ya lumayan tapi kalo pas hari efektif, terpaksa acara belajar jadi terganggu hehehe sedikit kok ...  Kalau pas lagi di rumah, bisa bayangin ... begadang mulai jam 22.30 sampe jam 3 pagi ... waduh ...  

Piala Eropa 2008 bagi saya sangat menarik, penyelenggaraanya semakin modern, wasit sama penjaga garis saja pake interkom ... bisa bisik-bisik ... itu pelanggaran, off side atau hands ball? hehehe ... stadionnya juga ijo royo-royo .. trus angle kamera yang makin variatif, rewind dan slow motion preview-nya juga cepet dan jelas banget ... ga putus-putus ... bolanya juga baru ... kelihatan makin light hehehe  (katanya paling enak buat striker tapi ga ngenakin buat kipernya ... saking enthengnya).

Dari sisi pemain, waahhh makin tajir-tajir ... kemampuan individu dan kerjasama tim terbukti sebagai resep sukses dalam sepakbola ... sementara ini sampai dengan putaran kedua sudah kelihatan tim semacam Portugal, Spanyol, Belanda adalah tim yang sukses memadukan keduanya (kacian banget Inggris ma Italia, sama-sama I depannya mungkin tahun ini belum hoki hehehe). Teknik-tekniknya makin canggih dan bikin kagum ... paduan antara kemampuan individu, kerja keras dan keberuntungan. Kadang ing atase ruang tembak bola mipit banget (bhs. Jawa yang artinya sempiiiit sekali) kok ya tetep bisa bikin gol ... subhanallah.

Ning satu yang saya titeni, betapa kesadaran akan hukum dan aturan sangat tinggi sekali (wow ..). Sekontroversialnya wasit .. nggak ada adegan pemain, official, pelatih atau supporter nyerbu ke lapangan, njotosi wasit ... atau jotosan sesama pemain. Walo mungkin ada kebijakan atau keputusan wasit yang dirasa tidak adil dan merugikan .. paling mereka sebatas protes ... nggak sampe ada stempel tangan di pipi wasit, baik tangan tergenggam atau telapak tangan. 

Saya hanya bisa berangan ... kapan sepak bola di Indonesia akan seindah ini ... atau semua aspek kehidupan di Indonesia bisa seharmonis ini ... Orang begitu sadar akan hukum dan aturan, tidak memaksakan diri .. menggunakan kekerasan atau kekuatan masa untuk menyelesaikan setiap perbedaan pendapat. 

Bukankah hidup menjadi lebih indah jika kita mau mengindahkan aturan?