Saturday, June 21, 2008

Selamat jalan Maftuh Fauzi ...

Rasanya tidak akan pernah kering air mata ini mengalir untuk duka yang senantiasa mendera bumi pertiwi. Satu lagi putra bangsa berpulang untuk tugas mulia atas nama rakyat Indonesia, Maftuh Fauzi mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) Jakarta korban kebrutalan polisi yang menyerbu kampusnya menghembuskan nafasnya di RSPP setelah ditransfer dari RS UKI karena kewalahan menanganinya.
Berjuta tanda tanya berkecamuk ... dosa apa yang telah dilakukan oleh Maftuh sehingga ia harus menanggung derita kekerasan yang berkepanjangan dan berakhir dengan tragis itu. Lebih tragis lagi pihak RSPP mengatakan bahwa Maftuh meninggal karena HIV/AIDS. Jika ya, mengapa tidak ada autopsi resmi dari RSPP sendiri. Mengapa tidak ada bukti-bukti yang meyakinkan, bahkan berbeda dengan data dari RS UKI bahwa almarhum mengalami cedera terbuka di kepala, bahkan autopsi di RSU Kebumen juga menguatkan hal ini? Kita masih menunggu hasil resmi dari hasil analisa dan pemeriksaan laboratorium dari Puslabfor POLRI serta RS Dr. Kariadi Semarang yang telah mengambil sample cairan otak, paru-paru dan hati untuk menguji sebab-musabab meninggalnya almarhum.
Dalam pada itu ... kita juga masih harus bersabar dan menunggu KEJUJURAN dari aparat pemerintah ... wabil khusus dalam hal ini adalah POLISI. Sudah tidak waktunya lagi polisi menutup-nutupi kebobrokan atas nama prosedur, hierarki atau komando di dalamnya. Kita semua, masyarakat mendambakan POLISI yang benar-benar MENGAYOMI bukan MEMUKULI ... MELINDUNGI bukan MENJEBAK ... MELAYANI bukan MEMBEBANI ... Masyarakat sudah cukup muak dan jenuh dengan berbagai penyimpangan yang ada di dalam tubuh kepolisian kita.
Jangan bicara bukti ... karena itu tidak akan ada manfaatnya, bicaralah dengan hati dan logika ... pertanggungjawaban dan kinerja ... apa yang sudah mereka lakukan bagi masyarakat? 
Bukalah survey yang melibatkan masyarakat dari semua golongan ... tanyakan bagaimana pendapat masyarakat tentang kinerja POLISI selama ini! Undanglah akuntan publik untuk melakukan audit keuangan di jajaran kepolisian ... libatkan masyarakat dalam proses seleksi SECABA dan AKADEMI KEPOLISIAN ... berikan bukti pembayaran setiap permasalahan atau kasus yang ditangani aparat kepolisian ... pasanglah standar pelayanan bagi masyarakat di halaman setiap mapolsek dan mapolres ... libatkan masyarakat pada setiap kasus baik kriminal maupun etik yang dilakukan oleh anggota kepolisian ... 
Itulah reformasi yang sebenarnya ... atau akan muncul lagi Maftuh-maftuh yang lain ... seorang warga negara yang kehilangan nyawanya karena perilaku aparat negaranya ... menggunakan senjata dan atribut yang dibeli dari pajak yang dibayarkan oleh warga negara. Bagaimana mungkin, senjata, atribut dan gaji yang diperoleh dari warga negara melalui pajak digunakan untuk mencederai dan menghilangkan nyawa warga negara?

Selamat jalan Maftuh ... semoga engkau lebih damai dan bahagia di sisi Sang Khaliq, tempat yang paling indah bagi semua mahluk ... kami di sini akan terus melanjutkan perjuanganmu ... demi kehidupan rakyat yang lebih baik dan lebih sejahtera....

Reformasi tidak akan pernah selesai ... sampai rakyat benar-benar sejahtera hidupnya ... aman, nyaman, cukup sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan  ... dan terayomi oleh aparat pemerintahnya!  
         

No comments: