Monday, April 13, 2009

Setelah pesta usai ..

Pemilu baru saja kelar, orang bilang pesta demokrasi .. saya protes, demokrasi nggak ada pestanya. Cuma akal-akalan untuk membenarkan pemilu sebagai ajang jor-joran yang menyenangkan buat orang-orang tapi cuma lima tahun sekali!
Ada yang bilang pemilu = pembikin pilu .. owwwalaaah ... bener juga.
Gimana enggak pilu wong saben hari dibuai dengan janji-janji yang nggak jelas bakal terealisasi atau tidak (kebanyakan sih tidak he ..)
Kembali ke pesta, ada yang jadi host, ada hidangan dan asyik-asyiknya .. tapi setelah pesta usai, mau ngapain? Siapa yang bersihin sisa-sisa makanan dan kotoran, wong host-nya saja nggak jelas. Siapa yang mau mbayari tagihan-tagihan demokrasi kita ... efek 5 tahun ke depan siapa yang bisa njamin? Apakah bapak-bapak dan ibu-ibu yang keras bersuara di atas panggung itu? Atau mbak-mbak yang goyang-goyang kayak uler itu?
Jangan percaya kalau pemilu = pesta demokrasi! Dalam literatur pemilu dan ilmu politik, nggak bakalan ada tuh terminologi begituan ...
Kalau sudah begini repot, pesta bubar ... siapa yang mau bebenah?
Bangsa yang aneh ...     

Sunday, February 1, 2009

Jangan percaya IKLAN POLITIK

Selalu saja ada yang menarik dari fenomena politik di keseharian kita. Cobalah cermati di TV, radio, atau di pinggir-pinggir jalan. Kalau tidak bicara tentang pilihlah saya .. maka itu akan berupa keberhasilan partai ini atau itu, menjaga dan menggundang konstituen untuk tetap loyal dan memilih partai itu.
Hasilnya ...?
Namanya iklan ya mesti yang bagus-bagus doang ...
Pernahkah kita berpikir ..

Kenapa kok iklannya baru akhir-akhir ini saja?
Mengapa kok iklan itu tidak muncul pas rakyat sedang sekarat karena nggak ada minyak tanah, beras atau berdesak-desakan minta sumbangan?
Mengapa juga mesti main klaim karena partai ini lah yang sudah ikut menyukseskan program ini-itu, bukan pada saat salah satu oknum (kata yang halus sebagai pengganti TERSANGKA!) fungsionaris partai tertangkap basah korupsi, ngamar di hotel atau mbolos acara sidang?

Kata Pak Eko, salah satu pengelola sekolah privat yang cukup favorit di Ungaran, sekolahnya tidak mau pasang iklan atau bikin brosur untuk dibagi-bagikan dan ditawarkan ke masyarakat. Bagi dia, itu (segala bentuk brosur dan alat sosialisasi) tidak lebih dari sekedar mengemis dan minta belas kasihan dengan berkedok pencitraan yang apus-apusan (wah, waktu pak Eko cerita ini sambil bersemangat ria loh..) Lha wong desain bisa dipesen, kalimat bisa dikarang dan prestasi bisa di-klaim ... gampang tho? Dan yang jelas, nggak mungkin di brosur itu cerita yang jelek-jelek. Kalau bisa ya yang bagus-bagus ... kalo perlu dikarang-karang dikit kan ga papa tho? hehehe

Jadi sudah tahu kan? 
Cermati iklan politik dan jangan langsung percaya: bukankah kita punya otak buat mikir? huehuehue  

Politik itu BERPIKIR, BERBICARA dan BERBUAT ya tho?

Sore tadi ada diskusi dengan teman bule dari Belanda yang menanyakan tentang politik. Dia sepertinya sangat muak dan pengin muntah kalo mendengar atau mendiskusikan hal-hal yang berbau politik (he .. hiperbolik banget 'kali! maaf).
Bagi dia, politik tidak lebih dengan omong kosong, main kuasa, suap dan korupsi, atau memperkaya dan menguntungkan pribadi bersama golongannya. (asumsi saya ini yang terjadi di Belanda sono .. kalo sama dengan yang di sini, itu berarti globalisasi benar-benar nyata hehehe ..).
Akhirnya saya yang banyak mendengar dia berceloteh tentang bagaimana brengseknya politik, birokrasi, urusan di kantor pemerintah dan pelayanan publik. Bagaimana politik diterjemahkan oleh para aktor (pejabat publik, pelayan publik, partai politik, wakil rakyat bahkan caleg yang rame-rame pasang foto pribadi di tempat-tempat umum).
Hmm .. dia berkesimpulan bahwa politik itu BURUK. 
Waduh ..

Sebetulnya sederhana saja kan, kalau sudah tahu buruk ya mari-mari kita ciptakan yang baik hehehe .. Kayak semacam Romo Mangun itu lho, yang berpolitik berdasarkan hati nurani. Kebesaran beliau karena BERPIKIR, BERBICARA dan BERBUAT! 
Mungkin banyak di antara kita yang hanya berpikir, mendalami dan melihat fenomena politik secara filsafati atau ideologis yang pada akhirnya (kadang) kita terjebak pada bilik-bilik ideologi yang memasung pikiran dan kreatifitas kita. Walhasil pembicaraan kita menjadi sangat mendakik-ndakik (bhs. Jawa: terlalu berangan-agan) alias tidak membumi. Kurang mencermati realitas, potensi dan kondisi sosial masyarakat.
Padahal jika kita tambah lagi dengan PERBUATAN-PERBUATAN yang seide dengan pemikiran dan pembicaraan kita, pasti politik bakal menjadi sesuatu yang mulia .. halah!
Ya itu contonya Romo Mangun itu ... karya-karyanya jelas menusuk dan menggugah sanubari orang yang masih waras. Walaupun latar belakangnya rohaniwan Katolik, arsitek, penulis dan guru, dengan multi talentanya ini Mas Mangun telah membuktikan kepada kita bahwa politik dengan hati nurani akan lebih banyak memiliki keberpihakan dengan golongan mayoritas, rakyat banyak yang kadang dipinggirkan dalam proses politik.
Intinya .. jika kita tahu ada politik yang busuk, sebagai orang yang dikaruniai akal tentunya kita bisa membuatnya menjadi baik. Dan itu pilihan kita .. akan kita maknai apa politik yang kita hadapi saban hari hihihi ...

Tetap semangat dalam berpolitik!
  

Tuesday, January 27, 2009

"Malaikat-malaikat" di pinggir jalan

Hmm ada yang aneh memasuki tahun baru 2009.
Di pinggir-pinggir jalan mulai kita mulai para "malaikat"...
Orang-orang yang menggumbar mantra-mantra keramat 
Menawarkan janji-janji surga akan kemapanan, kesejahteraan dan kebaikan bersama.

... Yakinlah .. pilihlah .. centrang lah saya ...
.. Karena saya bisa membikin sampeyan semua sejahtera ..
.. Saya orangnya bersih dan jujur lho ... juga peduli ..
.. Pokoknya ingat brengosnya .. centrang ya ..
... Jangan lupa .. gelar saya Prof. Dr. something-something ... pilih saya ya, please ...
.. Saya orang desa lho, tepatnya Putra Daerah .. anti korupsi dan suka beramal .. 
... Pilih saya .. dan insya Alloh hidup kita sejahtera ...
... Saya anak Pak Anu pahlawan ini-itu .. akan saya teruskan perjuangan Bapak saya, coblos saya yaaaa ...
.. Kalau saya pecinta hati nurani, anti korupsi, anarki dan mbagusi, pilih saya saja ya ..
... Konco dewe, putra daerah dan tidak suka macem-macem .. jangan lupa ...
.. Pilih mas ganteng dan mbak ayu ya .. dijamin jossss ...
(whe lha ini iklan apa ya?)

Melihat ocehan mereka dengan sederet pose berbagai posisi rasanya saya jadi tambah pusing. Sejak kapan acara milih wakil yang mau jungkir-balik buat mikirin perut dan masa depan ribuan bahkan jutaan orang jadi iklan-iklan murahan kayak begini. Cuma bermodal mantra, tampang, poster ukuran aduhai plus manis-manis janji dan muka (atau di manis-manisin ya?) sudah berani mengklaim harapan setinggi gunung.
Apakah dari display-display di pinggir jalan itu kita jadi tahu bahwa mereka-mereka bakal jadi wakil kita yang tepat .. tidak akan ngapusi dan ngakali, bahkan rela nggak gajian atau terima uang apapun sebelum kita, rakyat yang mereka wakili, lebih dulu sejahtera.
Bagaimana kita tahu kalau mereka orang yang tepat?
Apa dasar kita milih mereka? 
Tampang yang cakep? Kaya? Baik hati? Dermawan?
Lha itu semua lak punyanya malaikat betulan (he he he ..)
Repot lagi kalo latar belakang mereka cuma penganggur, pensiunan, atau profesi yang tidak jelas juntrungnya. Mau dikemanaken negara kita tercinta ini?
Apa jaminan mereka tidak akan menghianati kita di tengah jalan?


O alah malaikat-malaikat di pinggir jalan,
mbok sesekali datanglah ke gubuk kami, 
lihatlah tempat kami menyimpan beras,
tengoklah tempat sekolah anak-anak kami,
antrilah di puskesmas .. rumah sakit ..
atau sesekali uyel-uyelan menyapa kami di bis, kereta api atau kapal kelas ekonomi ..
perhatikan rumah dan lingkungan kami di kala hujan ...
kunjungilah warung-warung di sekitar rumah kami dan bukalah buku-buku bon-nya ..
duduklah barang satu jam di pojok pasar dan terminal ...
atau perhatikanlah pak polisi lalu lintas di sepanjang hari,
bercandalah dengan guru-guru wiyata bakti, 
pegawai honorer di kantor-kantor,
para pengemis, pemulung dan gelandangan yang tidur di pinggir-pinggir jalan ..
Kalau sampeyan sudah melakukan itu semua ...
ndak perlu poster-posteran .. partai, wajah atau nama sampeyan bakal saya centrang blog pake spidol besar .. sebagai bukti kalau sampeyan benar-benar malaikat buat kami ...

Ini asliiii bukan ngapusi!