Wednesday, May 28, 2008

LOVE & CINTA

Awalnya sekedar iseng, saat rame-rame ada berita meninggalnya Sophan Sophian (SS) banyak media mengulas seputar aktivitas beliau, termasuk film terakhirnya LOVE yang diputar 14 Februari 2008. Iseng saya cari di youtube, eh ketemu versi Malaysia-nya CINTA yang juga disutradarai Kabir Bhatia. Ceritanya bagus juga, seputar cinta antara laki-laki perempuan; pacar, suami-istri, kakak-adik, janda-duda, dengan kemasan yang sangat natural, mengalir praktis tanpa dibumbui nafsu seperti genre barat. Ada teman yang bilang kok kayak LOVE ACTUALLY banget ya, jangan-jangan njiplak? Wah, bagi saya sih cinta itu universal. Njiplak? ya nggak lah wong plot, setting, dan karakternya beda banget. Kalo terinspirasi sih bisa jadi iya.
Sayang versi Indonesianya belum sempat saya dapatkan. Sempet nonton versi Malaysianya .. hm cukup bagus juga. Logatnya sih Malaysia abiss, tapi kita bisa baca English subtittle-nya. Dan ceritanya sangat menyentuh ... cinta adalah sesuatu yang sangat universal yang dimiliki oleh setiap manusia.
Kita bisa memaknai cinta karena kasihan, sayang, ingin memiliki atau pura-pura sekedar untuk mengejar kecantikan, ketampanan, harta, fasilitas, apapun itu ... tapi pada akhirnya adalah cinta sejati yakni cinta yang muncul dari hati kita, bukan dari sekedar nafsu atau keinginan kita semata. Cinta sebagai sebuah kata kerja yang rela MELAKUKAN sesuatu bagi orang lain; menyayangi, mengasihi, melayani, membantu, memahami, mengerti, bukannya sebuah kata benda yang hanya selalu ingin untuk disayangi, dilayani, dikasihi, dibantu, dipahami dan dimengerti.
Saya jadi ingat jika ada muda-mudi pacaran, kadang sambil lewat nguping juga hehehe ... semuanya serba indah, kadang muncul "tuntutan", kamu gini tho ... kamu nggak sayang tho sama aku ... kok kamu jahat banget nggak mau nganter aku ... Well, untungnya saya dan istri saya tidak pernah sampai sejauh itu, semua mengalir begitu saja dengan keyakinan, diskusi dan keterbukaan.
Saat kami berdua sedang berjauhan seperti ini, kadang ada saja mulut yang nakal memprovokasi satu sama lain. Bagi saya, istri ya istri. Tidak ada kemudian istilah istri dan pacar atau selingkuhan hehehe ... Jikalau kita menuruti nafsu kita, ya sudah habislah semuanya ... Kita jadi akan memperbandingkan apa yang SUDAH kita miliki dengan sesuatu yang BELUM kita miliki. Dan tahukah kita, bahwa apa yang kita miliki adalah yang terbaik bagi kita? Betapa banyak rumah tangga yang kocar-kacir karena memaknai CINTA sebagai sebuah kata benda, tanpa makna pengorbanan satu sama lain. Yang muncul hanyalah tuntutan ini-itu dan sebagainya. Ketika tuntutan bisa dipenuhi maka akan berbuat yang lebih-lebih dan lebih lagi.
Terlepas dari hukum agama, saya memaknai cinta sebagai sebuah kewajiban hidup satu sama lain. Cinta saya kepada orang tua saya bukan semata balas budi bahwa sekian tahun saya telah merepotkan mereka dengan segala tetek-bengek ulah dan penderitaan yang tiada habisnya. Cinta saya kepada mereka lebih kepada ungkapan rasa bersyukur bahwa saya telah menjadi insan yang mandiri, berkepribadian, sebagai hasil bentukan mereka. Sebagaimana halnya mereka dulu memaknai membesarkan dan mendidik anak sebagai kewajiban hidup .. maka meski saya telah dewasa, berumah tangga, mereka tetap menganggap saya sebagai anak yang kadang masih "dinasehati" hehehe ... Walaupun ada kebalikkannya juga, ketika mereka memasuki usia senja dengan produktifitas yang semakin menurun, berbagai penyakit mulai menghinggapi ... saya berusaha dengan sabar dan jenaka untuk menasehati mereka juga untuk mematuhi anjuran dokter demi kebaikan kita bersama. Mengingatkan untuk selalu bersyukur dan bersabar dengan semua hal. Menghitung pengorbanan mereka jelas akan sia-sia karena semua itu tidak bakal tergantikan. Mereka melakukan kewajiban hidup sebagai orang tua kepada anaknya dan sebagai anak bukannya kita juga punya kewajiban hidup kepada orang tua?
Cinta saya kepada istri saya lebih banyak karena usaha saya untuk menciptakan kemajuan dan harmoni di antara kita, bukannya sebagai imbal balik atas kerelaan dan kesetiaannya semata. Mungkin banyak wanita yang lebih cantik dan menarik dibandingkan dengan istri kita, tapi apakah mereka akan memiliki rasa, hati dan komitmen seperti istri kita? Jangan-jangan kita hanya terpedaya dan terpesona dengan chasing-nya saja hehehe
Cinta saya kepada kakak-adik dan saudara-saudara saya adalah cinta yang berupaya untuk mencapai pencerahan hidup, bukan karena ketakutan karena saya lebih muda atau lebih tua. Saya memang dibesarkan dalam budaya Jawa sehingga penghormatan kepada yang lebih tua jelas menjadi sebuah kewajiban, tapi saya juga mengalami didikan modern yang juga menekankan kepada akal dan alasan. Jadi dengan segala hormat, jika mereka yang lebih tua dari saya memiliki pendapat dan pemahaman yang berbeda, maka saya tidak segan-segan untuk mempertanyakannya atas nama kebaikan bersama. Saya berusaha menyemaikan benih-benih kesetaraan sehingga pendapat tidak boleh hanya dimonopoli oleh yang tua saja, tapi semua orang boleh berkontribusi untuk menemukan jalan yang terbaik.
Sejauh ini, ketika saya bisa menjalani semua itu dengan baik, ada rasa lega, puas dan kenikmatan yang tidak terkatakan di dalam sanubari saya. Ketika setiap tindakan saya membuat orang tua, istri, kakak, adik dan saudara saya tersenyum ... bagi saya itu sebuah karunia yang luar biasa. Menjalani dengan tulus, tanpa pamrih dan tendensi apapun ... senantiasa mengajak untuk berbuat baik ... dan berusaha menghargai pendapat orang lain.
Mungkin itu belum cukup ... tapi dalam tataran itu ... cinta bisa mencerahkan kita dan menjadikan hari-hari kita lebih berwarna. Percayalah ... ini bukan iklan!

No comments: