Thursday, July 31, 2008

BILL part 2


Entah mengapa saya kepingin lagi menulis tentang Bill yang sudah pernah saya tulis bulan Maret 2008 lalu. Yang jelas saya menemukan sesuatu yang luar biasa dari orang ini. Semangat, kebaikan, kegembiraan, kesetaraan ... nilai-nilai yang membuat saya kagum bahwa ada saja mahluk Tuhan yang membanggakan. Yah, padahal dia cuma seorang sopir yang dibayar sekitar 7 USD per jam untuk antar jemput mahasiswa ke seantero kampus. Ukuran pekerjaan untuk low class atau casual buat sekedar part time.
Minggu kemarin kita ngumpul lagi sama Bill di acara makan sate bersama di kolega Bill, sopir bus kampus juga bernama Ed Clark. Ngomongin soal sate kambing, bumbu kacang, kecap manis, sambel, dan mie goreng ... semua bikin teman-teman kami Amerika geleng-geleng kepala .. kok ada makanan lezatnya kayak gini. Belum lagi asinan Bogor made in Agung PKS hehehe ... lebih lezat dari salad .. sampe salad-nya dibungkusin buat pulang.
Ternyata di balik kecarut-marutan kita masih ada pusaka warisan leluhur berupa pusaka kuliner (pinjam istilah Bondan Winarno) yang bisa membanggakan. Walaupun dioleh secara ala kadarnya oleh tangan-tangan anak kost di bawah arahan Cak Rahmat van Jember, ternyata sate kambing yang kita ikhtiarkan rame-rame sangat lezat dan ludessss tanpa sisa. Alhamdulillah ... nggak sia-sia ini tangan sampe pegel misahin daging paha kambing dari tulangnya yang uawwlot.
Kembali ke Bill, ternyata dia juga maestro gitar yang tiada banding. Semua lagu (Amerika tentunya) dibawakan dengan penuh penghayatan, palagi giliran lagu roman atau country, wah jangan tanya ... saking menghayatinya kayak kesurupan hehehe ....
Hebatnya, seperti yang saya ceritakan sebelumnya bahwa Bill hidup pada kondisi yang kurang beruntung, tapi tetep saja dia riang gembira. Saat menjemput kami dengan segala uborampenya, dia cerita tentang mobil yang kami tumpangi yang dijulukinya sebagai city car dan a hundred feets car.   Disebut city car karena mobil sedan tahun 80an nggak bakalan berani dipake keluar kota mengingat sudah sangat uzurrr. Katanya sih Bill beli cuma 100 USD dari kakak perempuannya yang lagi butuh duit. Dan dia sangat sayang dengan mobil itu ... lucu dan antik. SAtu lagi Bill punya mobil Ford limited edition yang diluncurkan menyambut ulang tahun ke-70 Ford ... masih bagus katanya dan Bill sayang banget.
Lha disebut a hundred feets car karena mobil yang kami tumpangi itu sangat bagus dilihat dari jarak 100 kaki, lebih dari itu ya jangan tanya (jeleknya) hehehe ..... Owwalaah Bill kok ada-ada saja ...
Oh ya, beberapa minggu sebelumnya Bill dapat job baru jadi supervisor bus kampus, seneng juga mendengarnya, itu artinya Bill bakalan bisa punya gaji lebih hehehe ... tapi ada sedihnya juga nggak bakalan ada yang mengiringi kami dengan candaan dan nyanyian sepulang dari kuliah yang penat.
Oh ya, saya sangat surprise juga saat kami sampai di kediaman Ed, Bill langsung ceprat-cepret pake kamera manualnya .. semangat sekali. Saat saya tanya, dia jawab buat kenang-kenangan. Lha? kan ga ad kamu di foto ntar ... Gak papa.
Whe lha ...
Eh ujung-ujungnya dia minta difotoin bareng juga hehehe ... orang yang aneh.
Sebelum Bill pamit karena harus ngurusi bis untuk antar-jemput difable, dia sempat memberi kesan bahwa bergaul dengan kami semua adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi dia tahu bahwa pada dasarnya kita semua menyembah Tuhan yang Satu maka tidak ada alasan untuk bermusuhan dan saling menyakiti satu sama lain. Mari kita jadikan dunia ini lebih baik dengan persahabatan yang telah kita jalin. (saya cuma mbatin: andai saja pemerintahmu semulia kamu Bill, saya sangat yakin dunia ini akan sangat jauh lebih baik, hehehe ... peace!).
Beberapa hari kemudian hasil jepretan kamera saya kirimkan ke semua orang, ada balasan yang sangat mengharukan dari seorang Bill .. 

Thank you very much for the pictures Ghulam, they were excellent! --- 
Your Friend, Bill Montgomery (william s. montgomery

Ah Bill, kamu memang sangat luar biasa dan menginspirasi!!



      
 

Tuesday, July 29, 2008

Toni Boster

He .. Toni Boster.
Yang jelas dia bukan musuh atau teman saya.
Karena Toni Boster itu sebuah akronim yang kesemuanya diambil dari bahasa Jawa. Kata itu memiliki bentuk asal waTON munI ndoBOSe banTER yang kurang lebih dalam bahasa Indonesia artinya asal bicara pinter bohongnya hehehe ...
Kadang pengin ketawa juga kalo ada temen atau orang yang berbicara dengan saya yang masuk kategori ini. Kalau orangnya sudah saya kenal biasanya kalau sudah mulai memasuki sindrom Toni Boster langsung diam-diam saya tinggal pergi hehehe ... Bukannya nggak hormat atau apa, cuma nggak pengin ketambahan masalah mendengar sesuatu yang nggak ada gunanya!
Saya yakin di antara Anda semua punya satu dua orang teman yang masuk kategori ini ... biasanya dalam sebuah komunitas pasti ada kok yang model beginian. Kalau urusan becandaan sih bisa bikin rame, tapi begitu sampe urusan serius ... bisa-bisa malah meluluhlantakkan semuanya. Lha iya wong kadang golongan ini berani ngotot ngomong doang kok ... giliran eksekusi, ngerjain tugas atau bersusah payah bakal cep-klakep alias diam membisu.
Type-type orang seperti ini, ketika kita belum kenal sekalipun sangat mudah untuk diketahui. Pertama ya dari gaya ngomongnya yang gue banget dan cenderung menempatkan dirinya di atas mitra audiens-nya. Ini lho .. saya, wah kalo nggak ada saya, ceritanya bakal lain lho ... Selama pembicaraan juga lebih banyak bicara mengenai ke-saya-annya ketimbang berbagi ruang bicara dengan teman yang lain.
Kedua, biasanya ketika dikonfrontasi dengan fakta atau ditanya hal-hal yang sifatnya praktis, beliau ini bakal celingukan .. karena ya nggak tahu soal begituan!
Gaya-gaya seperti ini biasanya menghinggapi teman-teman kita yang berbakat jadi pejabat hehehe .. baik tingkat pusat, daerah maupun kelurahan. Oh ya, satu lagi bahwa beliau ini sangat menyukai hal-hal yang sifatnya gemerlapan ceremonial .. tapi giliran untuk ikutan kerja bareng biasanya langsung ngilang.
Jujur saja, jaman bahuela dulu ketika sering main ke Jakarta untuk urusan dinas organisasi hihihi .. banyak banget ketemu orang macam ginian, apalagi kalau pas kegiatan besar, melibatkan banyak orang, instansi .. selalu saja bertemu orang-orang macam beginian yang sok tapi nggak pernah bisa menyelesaikan sebuah masalah sekali pun. Ampppyuuuun DJ, hehehe ...
Yah, paling tidak golongan Toni Boster ini mengingatkan kita untuk tidak asal bicara dan menilai sesuatu secara buru-buru.
Bangsa kita butuh banyak "musuh" Toni Boster, yang tidak hanya pandai bicara namun juga mampu membuktikannya dalam perbuatan.
"Action speak louder than words.", kata temen saya Toni yang tidak pake Boster hehehe ..

Friday, July 18, 2008

Quo Vadis Indonesia?

Judul di atas mungkin sudah lazim kita jumpai, harfiahnya berarti kurang lebih mau ke mana Indonesia? Mau dibawa ke mana?
Pertanyaan ini kembali menyeruak seiring dengan dimulainya kampanye dan upaya cari muka para petinggi partai yang mau nyalon legislatif maupun eksekutif (baca: mau jadi Presiden RI 2009-2014). Bayangkan, tidak ada satu pun muka baru .. semuanya muka lama yang come back karena sempat tersingkir dari kancah politik, sok jadi pahlawan dengan mengkritik habis-habisan pemerintahan sekarang yang katanya kebanyakan tebar pesona dan nggak becus bekerja (apalagi ada acara naik BBM segala, kesempatan nih bikin move, hehehe ..).
Tapi jika kita mau berpikir lebih jauh lagi ... janganlah terperdaya dengan pesona para pahlawan kesiangan ini, yang sok idealis, sok memperjuangkan rakyat, sok kritis dan berpihak kepada rakyat. Berani sumpah ... kalo mereka nantinya terpilih ya nggak akan beda dengan sekarang yang sedang berkuasa. Sok jaim dan jaga jarak dengan rakyat! Buktinya, banyak kebijakan yang sama sekali nggak pro-rakyat, kenaikan BBM misalnya, belum urusan pengadilan yang masih jauh dari kata-kata ADIL (tengoklah sebentar "Pak Guru" dan "Bu Guru" yang statusnya terdakwa kasus suap 6 M yang ditahan di 2 tempat berbeda tapi masih bisa telpon-telponan buat bersekongkol bikin keterangan palsu, udah pertama ngaku jual permata, pinjaman untuk teman, eh sekarang bilang buat bengkel, ammpyuuunn DJ!), dan masih banyak lagi.
Saya bukan pro pemerintah atau pendukung para vokalis yang di luar pemerintahan, nggak .. saya nggak punya kepentingan sama sekali dengan mereka. SBY-JK jika baik ya saya dukung, misalnya upaya reformasi birokrasi (soalnya katanya dulu kalo masuk PNS harus bayar 8 digit, alhamdulillah saya cuma keluar duit 5 digit buat materai, SKCK dan Keterangan Sehat ... plus ujian dan wawancara yang sangat transparan tentunya!), lainnya apa ya? Kayaknya banyakan gak beresnya deh hehehe ... BLT? wah jelas-jelas salah kaprah tuh ... Yah sebagai warga negara yang baik saya juga mau berusaha baik dengan pemerintah .. kalo bener ya didukung kalo salah ya diingatkan atau dikata-katain hehehe ....
Yang jelas, melihat para tokoh yang sekarang lagi ada di panggung politik, saya jadi ngelus dada saya sendiri ... mau dibawa ke mana Indonesia kita. Udah kelihatan pada bermasalah gitu kok ya nggak ngilo atau bercermin diri .. masih ngaku-ngaku akan memperjuangkan amanat penderitaan rakyat lagi ... duh!
Gimana mereka akan memperjuangkan kalau selama ini hidup bergelimang fasilitas; rumah mewah, kendaraan terbaru, HP special edition, seabrek pengawal dan penjilat (kayak jaman Mataram aja hehehe ...), bukannya hidup di kampung, naik bus umum dan menyelami kehidupan masyarakat sendiri ... gak pake pengawal, ajudan atau sekretaris pribadi .. bahkan para penjilat! Bagaimana mereka bisa dipercaya akan mengurus kepentingan rakyat jika pekerjaan dan penghasilan tetap saja tidak bisa dijelaskan kepada kita semua. Dari mana mereka mendapat uang untuk menghidupi keluarganya? Selama ini yang katanya bagus-caktik-kaya ya ujung-ujungnya tetep jadi "mesin keruk" uang rakyat, jadi anggota dewan kok nuntut banyak fasilitas ... mestinya tahu resiko tho bukannya malah kesempatan ngakali duit rakyat. Wakil kok tega ngakalin yang diwakilin .. owwalaaahhh ....
Lantas apa yang bisa kita harapkan dari oportunis semacam mereka ... ngurus partai saja masih acakadut ... mbok coba tuh undang akuntan publik yang independen buat mengaudit duit partai, berani?
Atau buktikan hasil kinerja mereka secara kuantitatif dan kualitatif ... bikin riset tentang kinerja partai dan wakil mereka di legislatif ... apa saja inisiatif dan kebijakan yang mereka hasilkan, bagaimana peran mereka mengawasi dan mengontrol pemerintah, bukan cuma vocal karena belum kecipratan APBD saja ...
Belum lagi secara moral ... ngakunya beragama, suka kampanye berbusa-busa dengan berbagai dalil .. tapi kelakuan masih minus juga; ngakali uang rakyat, bohong (katanya iya padahal tidak atau kebalikannya), bikin skandal dengan WIL (memalukan partai, keluarga dan status sebagai "anggota dewan yang terhormat" namun bejat!), kong-kalikong bikin aturan yang menambah pundi-pundi pribadi dan partai ... tukar-guling lah, bahasan UU, kunjungan kerja ... mana sih bukti hasil kerjanya? Rakyat perlu tahu, sampeyan semua sebagai wakil 5 tahun ini kerjanya apa? Kok nggak ada laporan dan pertanggungjawaban sama kami-kami yang sudah memilih? 
Waduh .. demokrasi kok jadi rakyat yang rugi ... 
Jadi ..
.. jangan percaya kalau mereka datang lagi,
bilang akan bikin sejahtera,
janji akan bikin ini dan itu,
sekolah gratis,
kesehatan gratis,
mbelgedes semua itu .. lagu lama yang diputer lagi.
Ingat kan lima tahun kemarin juga gitu ... lha sekarang?

Gawat kalo di Indonesia demokrasi masih model sales amatir ... manis di muka, pahit di belakang, janjinya saja setinggi langit ... realitanya sangat pahit!
Jadi, mau di bawa ke mana Indonesia kita ..
Mari kita renungkan lagi ... supaya kita tidak salah pilih seperti tahun 2004 lalu ..
Ingat, suara kita nggak bisa ditukar dengan 10 ribu, 50 ribu atau 100 ribu, beras, kaos maupun sembako ... karena suara kita berharga milyaran kali dari semua itu, bahkan mungkin tak ternilai ... jadi jangan mau ditukar dengan hal yang remeh temeh seperti itu.
Kita, rakyat ... pemegang kedaulatan dalam arti sesungguhnya!
Jangan lupa ... pilih calon yang dapat dipercaya .. ya omongnya ya kelakuannya ...
Yang lebih penting, mau diajak susah seperti kita .. naik bus umum saben hari daripada ngantor pake mobil dinas, mau nerima gaji sama dengan UMR kita, dan mau setiap hari menerima kita dengan segala keluh kesahnya ketimbang kunjungan kerja, rapat rahasia, konsolidasi partai dan sejenisnya.
Kuwalat mereka yang berani ngakali rakyat! Yaqin!             

Thursday, July 10, 2008

Etika dan komitmen

Bagaimana sih menilai seseorang memiliki etika dan komitmen terhadap suatu hal?
Pertanyaan ini mulai semalam kembali mengganggu benak saya .. etika .. opo seeh dasare? Apa yang membuat kita dikatakan "memiliki etika" dan bisa "memegang komitmen"? Bukankah semuanya abstrak, bukan sesuatu yang "hitam di atas putih", bisa ditafsir dan mulur-mungkretkan oleh logika, akal dan analogi seseorang? Kalau hanya didasarkan kepada "publik", siapa? yang mana? di mana?
Di Amerika sini, kalo sampeyan tidak antri bakal disemprot orang lain dan dianggap orang yang tidak beretika dan berkomitmen atas kepentingan publik, sementara di Indonesia "nyerobot antrian" atau "lewat jalan belakang" bukanlah sesuatu yang melanggar etika (kalau pun melanggar masyarakat pasti sudah mahfum .. oo pake seragam, bawa pistol, parfum-nya wangi, wajahnya angker dan serem .. atau oo pejabat ... maaf ya ..) Pertanyaannya kemudian, di mana etika itu ada? Sangat sulit kemudian kalau jawabnya adalah di benak kita masing-masing ... dan lebih cilaka lagi tidak ada unsur paksaan dan hukuman untuk menegakkan apa itu etika. Karena hasilnya akan cuek beibeh ketika etika bertemu dengan "nafsu kebinatangan" kita yang hanya berpikir bahwa saya harus mendapatkan keuntungan, saya .. SAYA .. dan perse#$n dengan orang lain.
Apalah artinya etika ..
Apalah artinya komitmen ..
Jika kita masih saja "mempertuhankan kebinatangan" kita ...
Lebih banyak bicara daripada mendengar ..
Lebih banyak mendebat daripada memahami ..
Lebih banyak meminta daripada memberi ..
Lebih banyak menuntut daripada mengerti ..
...
Bunga kuncup di tepi kali,
Mekar merekah keluar duri,
Karena hidup hanya sekali,
Pandai-pandailah membawa diri.
Pemilu di depan mata,
Kita khawatir banyak golputnya,
Hatiku bingung tiada terkira,
Kamu kikir kok banyak nuntutnya.
Lampu redup di Simpang Lima,
Harus diganti biarlah terang,
Jikalau hidup mengabaikan etika,
Tinggallah tunggu pembalasan orang.
Pantun ini pantun mainan,
Tiada sengaja tercetus spontan,
Jikalau ada kata kurang berkenan,
Mohonlah maaf serta permakluman.
Cendrawasih burung Irian,
Terima kasih cukup sekian.
Bukit duri bukit stupa,
Undur diri dan sampai jumpa.
huahuahua ...

Tuesday, July 8, 2008

Ulang tahun pernikahan

ternyata bojoku yo lali..
Happy 3rd wedding aniversary, Hyang..
Jesika

Weleh, bukannya aku lali yo Njrot ... wong di sini masih tanggal 7 Juli 2008 je hehehe ...
Hari ini di Indonesia sudah tanggal 8 Juli 2008 yang artinya sudah 3 tahun saya berumah tangga dengan si Njrot sayang Yesika Maya Ocktarani ... dan bukannya saya lupa atau pura-pura lupa soalnya perbedaan 13 jam itu juga kadang bikin bingung kok hehehe ..
Bagi saya, ulang tahun pernikahan belum menjadi sesuatu yang "berharga", nggak tahu mungkin 10, 20 atau 30 tahun lagi. Maksudnya ya biasa saja ... nggak ada yang spesial, yah seperti sat ulang tahun misalnya ... bukannya seneng umurnya nambah tapi justru berpikir ... berarti nikmatnya mulai berkurang, wong sejatinya ulang tahun itu mengurangi jatah je hehehe ...
Tapi ngomong-ngomong soal 3 tahun pernikahan, saya beruntung dan bersyukur dikaruniai seorang istri yang baik, dengan suka, rela dan ikhlas menerima saya dengan segenap kekurangan. Iya, kalo soal kelebihan, hal yang baik-baik itu wajar, beda dengan kekurangan yang butuh adjusment, pengertian, waktu dan juga pengorbanan. Dan istri saya alhamdulillah bisa melakukannya dengan baik. Kami sadar juga bahwa kadang-kadang kita sampai pada perbedaan pendapat yang tajam, apalagi jika menyangkut soal yang sensitif semacam keuangan, keluarga, atau cerita jaman dulu (baca: mantan, baik yang kesrempet atau ketabrak .... hehehe peace lho Njrot!). Hal -hal seperti itu kadang membuat kami menjadi emosi dan sangat kekanak-kanakan, nesu, mutung atau apalah yang justru kontra produktif. Yah, itu memang sempat kami alami, namun seiring dengan bertambahnya umur, kami lama-lama juga berpikir ... apa sih manfaatnya selalu melihat ke belakang dan menjadikan itu sebagai sebuah ganjalan. Di muka bumi manapun sejarah, apa yang pernah terjadi, tidak akan pernah bisa terhapus dan hilang begitu saja (itulah makanya ada pelajaran Sejarah, yang tujuannya selain kita tahun apa saja yang terjadi dan dilakukan oleh para pendahulu kita, kita juga dapat belajar untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang sia-sia, jas me rah kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah!). Oleh karena itu lebih baik secara bijak kita melihat ke depan dengan mengambil pelajaran berharga dari apa yang telah terjadi dan telah kita lakukan.
Tidak ada yang bisa dan perlu disesali dalam hidup ini, bahkan kata Auguste Rodin, tidak ada yang sia-sia jika kita melihat pengalaman dengan penuh kebijakan .... nah lho! Jadi, selama 3 tahun ini banyak pengalaman yang kita reguk sebagai suami-istri, suka-duka, sedih-tawa, semua justru menguatkan ikatan kita plus tambah keyakinan bahwa apa yang ada di hadapan kita, yang kita miliki sekarang ini adalah hal yang paling baik yang dikaruniakan oleh Sang Pencipta sekalian alam. Inilah modal kita untuk tetap dan terus melangkah mewujudkan hari depan yang lebih baik, penuh dengan suka, cita dan cinta.
Saya sangat percaya bahwa kunci keberhasilan dalam membina hubungan suami-istri adalah adanya keterbukaan komunikasi yang disertai dengan kerelaan untuk berkorban dan berbagi, bukan dengan menuntut atau mendikte pihak lain. Dan untuk semua itu saya beruntung memiliki istri yang mau diajak berbagi dan berkorban. Di balik semua yang kita pandang berat, ternyata banyak hikmah dan karunia yang berlimpah. Saya ingat ketika kami tinggal serumah setelah acara hingar-bingar pernikahan, kami berdua hanya bisa termenung ... what next? Dengan berbagai keterbatasan  (saya yakin Anda sekalian yang baru menikah akan merasakan hal ini ...he), kami yakin bahwa ada sesuatu yang harus kami lakukan. Dan alhamdulillah sedikit demi sedikit kami dapat mulai bangkit dan berusaha untuk hidup secara layak. Rejeki, uang, fasilitas ... semua kan sudah diatur .. tinggal bagaimana kita istiqomah menjemputnya ...
Yang jelas selama 3 tahun ini saya merasakan hal yang penuh semangat, gairah dan harapan sebagai manusia yang utuh dengan adanya pendamping, mitra ... dan membuat hidup menjadi lebih bermakna secara jasmani, rohani, personal dan sosial.
Makasih ya Jes ..  
     
       
 

Saturday, July 5, 2008

Cerita CINTA

Kita nggak bakal tahu apa yang terjadi besok ...
Kalo dihari ini kita berhenti ...

Capek juga seharian kemarin ikutan memperingati the fourth of July alias hari kemerdekaan Amerika Serikat ke 232. (sebenarnya cuma ikutan rame-rame saja ..) Pagi jam 10.00 sudah pada ngumpul di Washington Park, ada konser veteran sampe rock band, berbagai stand yang memberikan sesuatu secara gratis (ice cream, air mineral, cookies, semangka, souvenir, brosur, ballpoint ... buanyak!), liat balap anjing, face painting, voli pantai, berbagai atraksi (pencak silat ... ada lho di sini, gymnastik), balap karung, wes pokoknya sehari isinya hepi-hepi doang ...
Siangnya Jumatan, trus disambung ada dinner di rumah Dr. Seitz, masak rendang, sate ayam dan sapi, makan besarrrr ... Nggak cuma itu, main temak-tembakan pistol air ma si Chloe sampe kemringet dan basah oleh air, ngobrol soal demokrasi di Indonesia sama diakhiri dengan foto bersama.
Eh, baru masuk apartment wes diabani liat fireworks alias kembang api ... full 30 menit jledar-jledur denger kembang api yang bertaburan menghias angkasa ... Jadi tahu tradisi orang Amerika memperingati kemerdekaan; nggak ada tirakatan, upacara, ziarah atau detik-detik proklamasi hehehe ... isinya cuma seneng-seneng doang dari pagi sampai malam. Jadi kangen, semoga 17 Agustusan sudah bisa di rumah.
Larut malam karena belum bisa bobo iseng-iseng buka internet ... youtube, nyari the LOVE yang lama belum bisa saya tonton di internet, dan ... tadaaaa ... sudah ada yang meng-upload-nya .. alhamdulillah ...
Jadilah semalaman plus sepagian saya konsen merampungkan 14 episode LOVE di youtube ...yang sudah saya tulis 2 bulan lalu. Bagus juga ... bahwa bicara cinta tidak semata-mata dua insan muda-mudi yang romantis dan penuh bunga-bunga saja. Cinta adalah universal, bagi siapa saja yang mau terbuka dan berbagi .. atau bahkan mungkin berkorban bagi orang lain, tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri. Dalam hidup ini sebenarnya kita ditempatkan pada sebuah bejana timbangan (halah ... sok Gibran!) yang berisi suka dan duka, memberi dan menerima, sedih dan tawa ... tentunya timbangan yang baik adalah timbangan yang mampu menyeimbangkan keduanya tidak hanya selalu berduka, menerima dan tertawa, namun kadangkala juga harus bersuka, memberi dan bersedih ... dan bagi saya, CINTA-lah yang bisa membuat semua itu bisa mengalir dengan manis ... rasanya akan lain jika semua itu berangkat dari sebuah rasa cinta. Ketika kita berduka, ketika kita harus kehilangan karena memberi, atau ketika kita sedih ... saat CINTA datang, semua seolah tersapu bersih. Cinta kepada suami, istri, anak, orang tua, teman ... dan mengejawantahkannya dalam bentuk tindakan; memberi, berbagi, mengerti dan memahami, akan membuat langkah-langkah kita menjadi lebih ringan dan dunia ini menjadi lebih berwarna. Percayalah ... tiada detik terlewatkan tanpa senyum di bibir kita ...
Nggak percaya? Nih buktinya ...

Tuesday, July 1, 2008