Saturday, April 19, 2008

Tidak mudah menerima kekalahan

Hari ini klub badminton kami, University of Wyoming Badminton Club (UWBC) bertanding dengan tim tamu Boulder Badminton Club (BBC) Colorado ... dan kami harus mengakui keunggulan mereka dengan skor 21-14. Jadilah piala yang kemarin ada di Laramie, untuk tahun ini harus berpindah ke Boulder, Colorado.

Secara pribadi saya mengakui mereka lebih baik dan juga lebih beruntung. Mungkin faktor shuttlecock menjadi masalah bagi kami, kami terbiasa menggunakan yang terbuat dari plastik dan mereka menggunakan yang terbuat dari bulu angsa. Hasilnya memang tepukan kami banyak yang keluar dari area permainan, saking kencengnya hehehe ..

Itu bukan ekskyuse sih hehehe ... tapi kami sudah bermain maksimal, mungkin faktor LUCK saja yang belum berpihak kepada kami hehehe. Waktu saya nelpon istri di Indonesia sambil ketawa-ketawa mengabarkan kekalahan saya, dia malah heran ... kalah kok ketawa-ketawa?

Bagi saya itu menggambarkan jiwa yang sehat, saya bilang ke istri saya bahwa saya tertawa karena ikhlas menerima kekalahan saya, dan saya pada derajat kesadaran yang cukup tinggi sehingga tidak merasa sedih, kecewa atau mencari alasan lain. Bukankah hidup itu selalu berselang-seling antara menang dan kalah? Ketika kalah ... tidak ada alasan untuk bersedih atau menyalahkan orang lain atau menyesali dan meratapi kegagalan kita ... Kalah adalah hadiah terbaik bagi jiwa kita untuk introspeksi sekaligus mawas diri agar tidak ujub, tinggi hati dan sombong. Itu artinya juga walaupun kita sudah berupaya mati-matian, masih ada otoritas lain yang menentukan segalanya .. ya Yang Mahakuasa itu ... yang sangat sayang kepada kita dan menjaga kita untuk selalu menyadari bahwa hidup penuh dengan warna-warni.

Saya melihat beberapa teman saya pulang dengan wajah lesu, kecewa, marah ... beberapa bahkan menolak menemani tim tamu makan siang di sebuah restoran China, akhirnya hanya Mas Winoto (UWBC President), Mbak Nina dan saya yang ikut makan siang dengan mereka, tapi tetep mbayar sendiri he ...

Pas pulang kami saling bersalaman (beberapa berpelukan hangat), di antara mereka ada yang menyalami tangan saya dengan hangat dan mengucapkan terima kasih dengan tulus atas pertandingan hari ini ... sebuah ungkapan manusiawi tanpa nada kesombongan sedikitpun.

Inilah hal yang saya dapat selama bergabung dengan UWBC: sportif, jujur dan respek! Kita bertanding tanpa wasit dan penjaga garis, semua bersandar pada kepercayaan dan kejujuran kita. Tidak ada panitia, karena semua swadaya mengurus keperluan pertandingan, dan semua berjalan lancar meski akhirnya kami kalah. Satu yang paling penting hari ini ... adalah berat menerima kekalahan dengan lapang dada, memuji lawan dan tidak melakukan respon negatif, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Beberapa di antara kami bisa melakukannya, beberapa tidak ... saya termasukberuntung masih bisa melakukannya, paling tidak itu yang saya rasakan bersama Mas Winoto dan Mbak Nina saat keluar dari restoran China mengantar tim tamu pulang ke Boulder.

Satu pelajaran berharga saya dapatkan hari ini dari mereka semua ... teman-teman saya di UWBC dan BBC.


No comments: