Sunday, April 13, 2008

Mati itu indah ...

Wuih ... kok bisa?
Yang jelas saya bukan tipe orang yang apatis dan berniat untuk mengkhiri hidup yang indah ini ... naudzubillah ... nggak cocok ntar sama judulnya he ...

Saya kembali tertarik tentang kematian ketika kemarin nonton film duo Jack Nicholson dan Morgan Freeman, The Bucket List ... buatan tahun 2007. Dua orang berbeda latar belakang, warna kulit, profesi, status dan kekayaan bertemu pada sebuah bangsal di rumah sakit karena vonis kanker ... dan umur mereka diramalkan tidak akan lebih dari 6 bulan! Sebagai seorang milyuner, pemilik berbagai perusahaan dan rumah sakit yang mereka tempati, Nicholson yang bermain sebagai Edward Cole, merasa tidak memiliki harapan lagi. Berbeda dengan Freeman yang bermain sebagai Carter Chambers, montir bengkel yang cerdas, religius dan bersahaja ini menganggap bahwa 6 bulan waktu yang tersisa ini harus digunakan untuk sesuatu yang bermakna. Lantas iseng ia membuat sebuah daftar pada secarik kertas ... yang secara tidak sengaja ditemukan oleh Cole dan menambahinya dengan daftar lain yang lebih heboh, seperti sky diving, balap mobil, keliling dunia dan aktifitas aneh lainnya. Beda dengan Chambers yang banyak menulis tentang wisdom untuk mengisi akhir hidupnya, misalnya dengan berbuat kebaikan bagi orang asing.

Dan bagi saya petualangan selanjutnya dapat menjadi refleksi. Bagi saya, mereka yang selalu diberi kelimpahan cenderung untuk menghabiskan uangnya bagi kenikmatan materi semata sebagai ganti atas penderitaan dan kerja kerasnya. Seperti yang diklaim oleh Cole bahwa ia memulai usahanya dari nol .. sehingga ketika sekarang menjadi besar dan ia menjadi kaya raya, nggak salah dong ia bebas melakukan apa saja. Sementara bagi mereka yang sederhana, seperti sosok Chambers, kenikmatan dalam hidup bisa ia rasakan manakala ia dapat berbagi dan menolong orang lain, membuat orang lain dan diri sendiri tertawa tergelak sampai menangis ...

Bagi saya, sebagai manusia kita bisa memilih apa saja .. mau seperti Cole atau Chambers ... semua ada di tangan kita. Tapi satu yang menyentuh saya adalah bagaimana Chambers menyadari dan mempersiapkan kematiannya, sebagai sebuah awal perjalanan baru yang entah dia sendiri tidak tahu akan seperti apa ... tapi mau tidak mau harus siap menjalaninya ...

Dengan karakter dan pengetahuan yang dimilikinya, Chambers telah memilih bahwa kematian bukan sesuatu yang menakutkan melainkan sesuatu yang pasti terjadi pada semua yang hidup ... entah kapan itu akan datang ... tapi pasti! Sebuah keindahan dan misteri kehidupan baru yang harus disongsong dengan mata terpejam dan bibir tersenyum ...



No comments: