Sunday, April 6, 2008

Jungkir balik

Iseng-iseng saya tergelitik dengan sebuah milist yang menanyakan ... di mana dan bagaimana Aa Gym sekarang? Kok nggak kedengaran?

Pertanyaan ini membawa kepada tayangan di youtube tentang poligamy dari sebuah tv Malaysia, 4 istri yang semuanya rukun dan 32 anak.

Saya inget ketika Aa Gym memproklamirkan polygami langsung popularitasnya turun drastis. Nggak pernah muncul di TV, koran, majalah .. mungkin hanya RRI yang setia setiap habis subuh menayangkan talkshow interaktif. Geger Kalong langsung sepi ... penghasilan orang-orang yang menyandarkan hidupnya dari denyut nadi pondoknya Aa (tukang becak, semir, kios, tukang rokok, warung nasi) langsung melorot drastis, bahkan Darut Tauhid berencana mem-PHK-kan beberapa pegawainya. Bunga yang mulai mekar itu langsung redup, layu .. bersamaan dengan caci-maki serta umpatan orang.

Mereka yang dulu merupakan Aa Gymmania .. tawadhu' mendengarkan tausiyah, mencoba memasuki wilayah ketaatan hati, berubah drastis menjadi manusia yang tidak mampu mengendalikan hatinya, mencaci maki, membenci ... lantas apa hasilnya selama ini selalu ikutan pengajian Aa Gym? Trend? Gaul? Bisa masuk tv? Kalo diujungnya ketika menjumpai hal semacam itu kemudian berubah ke bentuk awalnya, insan yang kurang bisa menata hatinya.

Salahkah Aa Gym polygami?

Beberapa orang mengatakan YA, karena Aa Gym sering ditanya soal itu dan menjawab dengan meyakinkan "satu aja nggak habis kok .." tapi kok dilakukan juga?

Beberapa orang bilang TIDAK, karena Aa Gym itu manusia, bisa khilaf ... kita yang terlalu meng-over estimate-kan, melebihkan seolah ia itu orang suci yang tidak mengenal khilaf, salah ataupun dosa ... padahal kan cuma manusia biasa kaya kita tho?

Buntutnya kemudian polygami menjadi wacana publik, menjadi sesuatu yang buruk dan menakutkan bagi setiap wanita. Mereka yang terlanjur mengikutinya di cap PENJAHAT, harus ditentang .. dijauhi .. diboikot ... jangan ketemu atau bergaul sama mereka ... lho kok?

Kadang saya iseng ngobrol dengan teman di sini, mengapa sebagian besar orang di sini tidak beragama? Lebih-lebih banyak profesor sosial yang atheis ... Jawabannya simple : Agama itu urusan pribadi ... lagian mereka nggak menemukan apapun dari agama, bertanya tapi nggak ada jawaban ... bisa dikatakan nggak ada manfaatnya agama itu .. Makanya Merry Christmas sekarang bergeser jadi Happy Holiday ...

Urusan ini menurut saya sama logikanya dengan sodara-sodara kita di tanah air yang suka "jajan", selingkuh ... ngambil hak orang (baca: korupsi) .. jajan dan selingkuh jelas bertentangan dengan hukum (negara dan agama), tapi mengapa banyak orang melakukan dan tidak ada satu pun wacana publik tentang ini? Kalo bicara rugi .. banyak wanita yang rugi karena ini ... istri yang dikhianati, anak perempuan yang dinistakan hanya karena hawa nafsu laki-laki .. dan tidak ada dampak jangka panjang yang menyenangkan, malah bikin deg-degan (atau malah penasaran?). Korupsi, apapun bentuknya jelas merugikan orang lain ... tapi malah banyak koruptor yang dipuja-puja .. dibebaskan dari tuntutan hukum negara (ingat kasus BLBI) ..

Sementara polygami yang tidak diatur oleh hukum negara dan diatur dengan jelas dalam hukum agama, malah dicaci dan ditentang habis-habisan .. padahal polygami juga hak pribadi kan? Tanggung jawabnya pada siapa yang melakukan ... kenapa samen-leven-pelacuran-kumpul kebo yang sama-sama berbasis suka-sama-suka tidak dicaci-maki? Bukankah dua hal ini juga masuk wilayah privat, sama seperti agama, liberalisme pemikiran, hak asasi ... apalah namanya? Logika apa yang kita pakai dalam hal ini? Saya bukan pembela polygami .. tapi dalam hal ini, kenapa logika kita jadi jungkir-balik? Kita menista sesuatu yang legal dan pada sisi yang lain memuja (atau mendiamkan saja) sesuatu yang jelas-jelas ilegal. Atas dasar apa kita menilai sesuatu BAIK atau BURUK? Pikiran kita? tren? globalisasi? ikut-ikutan biar terkenal? asal melawan arus atau ikut arus?

Dunia makin lucu saja ya ....

Semoga kita selalu diberi kejernihan hati dan pikiran .. mencintai atau menyukai sesuatu sesuai porsinya dan membenci hanya ala kadarnya ... tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dunia masih butuh banyak orang-orang bijak ... Anda berminat?

No comments: