Saturday, May 24, 2008

Owwalaaah ...

Ngeri, miris dan sedih rasanya ... melihat polisi merangsek masuk kampus Universitas Nasional Jakarta. Apalagi paska mereka merangsek, fasilitas kampus banyak yang rusak, eh ujung-ujungnya ada 2 granat nanas tertinggal di sana. Apa mahasiswa bisa punya granat? Apa maksudnya kok sampe ada granat di kampus pasca "penyerbuan" polisi.

Saya percaya, kampus bukan tempat steril bagi polisi, atau siapapun ... semua boleh masuk. Tapi kan ada tatacaranya ... sopan santunnya. Kalau ada yang melanggar hukum, ya koordinasi sama yang punya rumah, yang punya kampus. Jangan mentang-mentang punya senjata trus bisa berlaku seenak sendiri. Kalau negara kita negara hukum ... ya mari kita bicara soal hukum ... Hukum tidak mengijinkan siapapun menyakiti tanpa alasan ... tugas polisi adalah mengamankan! Bukan malah melakukan aksi yang menyebabkan kerugian pada pihak lain!

Ngomongin soal argumen, semua bisa berargumen. Polisi bisa bilang, siapa tahu mahasiswa yang merusak sendiri, oknum yang sengaja mengadu domba polisi dan mahasiswa (kata-kata oknum kayaknya sakti banget untuk menjadi kambing hitam!), bla bla bla ... Tapi anehnya, kok nggak ada wartawan yang boleh ngambil gambar ... ngikutin proses "penyerbuan" itu detik-demi-detik, paling tidak hasil liputannya bisa buat bukti. Ini lho kalo polisi nggak bersalah ...
Mana buktinya coba?
Akhirnya kita cuma bisa debat anjing ... tanpa ada bukti, tanpa ada saksi .. di mana keadilan akan muncul?

Kenapa sih masih saja ada ruang tertutup bagi publik untuk tahu kinerja polisi -mereka yang diangkat, dididik, dipersenjatai dan digaji dengan uang rakyat-? Mereka yang dipilih dengan berbagai syarat-syarat, dididik untuk MELAYANI DAN MENGAYOMI MASYARAKAT, tapi malah tidak memiliki empati dengan penderitaan masyarakat.

Come on, mereka cuma mahasiswa .. anak-anak kita juga kan?
Kalo mereka mabok, bawa ganja, senjata, atau apapun yang merugikan kepentingan umum ... tinggal tangkap saja kan beres. Nggak perlu dikejar, dipukul, ditendang ... digelandang kayak kriminal berat. Saya nggak tahu proses penyidikan para mahasiswa itu, ada pengacaranya apa tidak ... bisa diakses publik atau tidak ... Siapa bisa jamin tidak ada rekayasa di balik tembok tebal itu ... dan siapa akan percaya?

Sedih .. kejadian itu kayak anak kecil yang nglemparin orang dewasa pake kerikil ... orang dewasanya nggak terima terus anak kecilnya dikejar ... dijewer, tampar, pukul, tendang ... Bukannya polisi dikasih perisai dan perlengkapan anti huru-hara buat mempertahankan diri? Bukan buat offensif atau menyerang kan?

Coba kalo polisi diem, diprovokasi apapun diem ... wong punya perisai, punya tameng, helm, ada pemadam kebakaran ... yang lebih penting lagi punya otak untuk berpikir bahwa dia dibayar negara untuk mengamankan ... bukan membuat cilaka orang lain. Toh, akhirnya kalo capek, mahasiswa akan diem sendiri. Biarin aja mereka main timpuk-timpukan, yang penting saya aman .. mengamankan situasi dan masyarakat juga aman. Wes ...

Kenapa harus "menyerbu" masuk ... polisi ngerusak atau nggak, faktanya setelah penyerbuan keadaan jadi morat-marit, dan cilakanya nggak boleh ada wartawan yang mengambil gambar ... statement siapa yang bisa kita pegang dengan keadaan kayak gini. Owwalaaah ....


Tapi paling sedih, kenapa juga ada mahasiswa yang sampe anarkis gitu ... pake mabuk segala, bawa ganja, obat-obatan, miras, dan sajam. Kalau semua itu benar ... bangsa ini masih perlu banyak belajar untuk bisa bangkit dari budaya kekerasan. Tidak cuma aparatnya tapi juga rakyatnya. Kita bukan lagi berada di sistem kerajaan, yang kemampuan individu dilihat dari ilmu kanuragan/bela diri fisik semata. Tapi juga otak yang bisa berpikir lurus dan bener.

Di sini saya juga pernah berurusan dengan polisi, tapi mereka bisa memperlakukan orang lain dengan baik. Semua mengikuti prosedur, jika tidak ada aksi maka mereka, para polisi itu, tidak akan bereaksi, tidak akan menggunakan kekuatan fisik atau juga senjata. Dan setiap tindakan selalu diawali dengan imbauan persuasif, bukan perintah!

Tapi itu pikiran wong lugu ...
Pikiran wong idealis ...
Padahal di dunia ini idealis selalu dipinggirkan ...
Hari ini kekecewaanku kepada polisi semakin bertambah .... kok nggak pinter-pinter ...
Mestinya mereka bisa lebih pinter ngadepin mahasiswa ...
Mestinya ...
Owwwalaaah ....

No comments: