Monday, January 7, 2008

Terima kasih Jes.

Hari ini (jam 2 pagi WIB) saya terpaksa harus membangunkan istri saya melalui telepon karena ada urusan penting soal keberangkatan teman saya ke Amerika. Kami di Laramie kehilangan kontak dengan teman kami yang besok pagi akan berangkat ke Amerika via Jepang. Ada satu masalah bahwa di Jepang walaupun hanya transit tetap dibutuhkan dokumen visa transit. Lantas Patti Flores dari International Office dan Dr. Anderson berdiskusi bagaimana caranya teman saya tadi bisa selamat melewati Jepang (kalau tidak bakalan dipulangin ke Indonesia!). Untungnya no HP teman saya itu ada pada ponsel yang saya tinggal di Indonesia meski dengan resiko saya harus membangunkan istri saya di tengah mimpi indahnya jam 2 dinihari.

Tidak ada respon yang tidak diinginkan ketika istri saya mengucapkan kata pertama kali setelah menjawab salam. Justru sayalah yang dengan penuh kekhawatiran menyampaikan maaf ... menganggu istirahatnya ... padahal biasanya juga begitu hehehe ... Sampai saya mengakhiri pembicaraan tidak ada kata-kata tidak senonoh ... yang terdengar ... sungguh menyejukkan hati, di tengah kegundahan sebuah masalah penting yang menyangkut orang, institusi dan uang belasan juta .. istri saya menanggapinya dengan tenang. Alhamdulillah pesan terkomunikasikan dengan baik pada teman saya dan kami di sini dapat bernafas lega karena antisipasi atas masalah yang mungkin timbul di bandara Narita sudah teratasi.

Saya dan istri berangkat dari latar belakang yang sama sebagai aktivis di organisasi Gerakan Pramuka sejak kami kecil. Meski berbeda tempat namun kami menjalani tahapan sejak dari Siaga, Penggalang, Penegak sampai paripurna menjadi Pandega. Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang kami dapatkan selama menjalani tahapan-tahapan tersebut dan memang seperti menempa mental, membentuk karakter dan kepribadian kami. Sudah tentu sebagai manusia kami masih memiliki banyak kekurangan namun dengan adanya bekal yang kami peroleh selama mengikuti kegiatan kepramukaan, hal ini bisa mengeliminir kami melakukan kesalahan bahkan mendorong kami untuk senantiasa berbuat lebih baik lagi.

Kami bertemu secara tidak sengaja pada tahun 1997 di sebuah kegiatan tingkat nasional. Tidak ada rasa apapun babar blas gordon sampai kami bertemu kembali tahun 1998 akhir saat kami harus bersama dalam sebuah organisasi pramuka tingkat Jawa Tengah. Saya berada di posisi ketua bidang dan dia sebagai anggota bidang. Apakah kedekatan ini kemudian menumbuhkan benih-benih kasih sayang di antara kami? Jawabnya jelas tidak, buktinya saya malah banyak digosipkan dengan wanita idaman lain hehehe … yah, dinamika usia muda. Sampai pada akhirnya di tahun 2002 akhir saat menjelang usai studi saya saya mulai merasakan ada hal yang berbeda, gimanaaaa gitu …

Dan setelah menempuh lika-liku yang cukup panjang di awal tahun 2003 bismillah kami mencoba untuk mengikat komitmen bersama .. sesaat sebelum dia berangkat ke United Kingdom (UK) untuk mengikuti program pertukaran pemuda yang disponsori oleh British Council. Jadilah long distance relationship .. saya harus berjuang menemukan pekerjaan yang proper di sini dan dia mengikuti kegiatan di Blackburn, Inggris.

Tahun berikutnya 2004 kembali dia mendapat tugas ke UK untuk keduakalinya, kali ini sebagai project supervisor … kebetulan house community ada di Luton dan Kudus, kebetulan juga mitranya adalah Gerakan Pramuka Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, tempat kami bersama mengelola organisasi.

Di akhir tahun kami mendapatkan kado indah dari Allah Ta’ala yakni kepastian saya mendapatkan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil pada FISIP Universitas Diponegoro, almamater saya dulu .. sesuatu yang tidak pernah terbayangkan dan kami anggap sebagai anugerah. Memang sebelumnya saya sempat bekerja di sebuah organizer dan sempat bepergian ke berbagai penjuru Indonesia termasuk Jayawijaya/ Wamena yang kata banyak orang adalah jantungnya Papua dan tentunya dengan salary yang cukup tapi karena sifat pekerjaannya kontrak maka saya putuskan untuk tidak melanjutkannya.

Sempat juga lontang-lantung cari kerja sampai akhirnya ada teman yang menawarkan pekerjaan untuk mengelola tenaga security di sebuah cabang harian nasional di Semarang. Beberapa bulan sebelum ada berita gembira tersebut, secara rutin keluarga kami bertemu di bulan Syawal, biasanya hari kedua lebaran untuk bersilaturahmi dan mengenal serta membicarakan lebih lanjut hubungan kami berdua. Kebetulan kami berdua cukup terbuka dengan keluarga masing-masing termasuk soal jodoh yang kami pilih. Dan alhamdulillah keluarga kami bukan keluarga yang kolot dalam hal mementukan jodoh. Semua diserahkan pada yang bersangkutan karena merekalah yang nanti akan menempuh kehidupan bersama kelak dengan segala suka dukanya.

Pernikahan kami pada bulan Juli 2005 adalah akhir dari kedekatan kami secara informal sekaligus awal kami menempuh hidup baru. Benarlah kata orang jika orang menikah mendapatkan ucapan selamat menempuh hidup baru karena memang keesokan hari dan seterusnya kita selalu akan dihadapkan dengan hal-hal baru yang membutuhkan banyak kesabaran dan kejernihan berpikir dari kedua belah pihak. Kami sangat bersyukur bahwa kami dapat menikah dengan lancar .. tidak ada halangan apapun, bahkan sebelumnya ada teman yang merelakan rumahnya untuk kami tempati dengan sukarela, semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan mereka dengan berlipatganda. Meski demikian tantangan kami untuk bisa mewujudkan tempat tinggal yang layak tetap menjadi prioritas kami.

Selama usia muda pernikahan kami banyak mengalami konflik yang kecil, baik itu menyangkut hal sepele dalam rumah tangga, anak, keuangan atau juga soal mantan maupun wanita idaman lain di masa lalu (hehehe ..) Kadang sulit untuk bias berkata jujur atas masalah-masalah itu, membicarakan dengan kepala jernih (disinilah saya benar-benar membuktikan bahwa laki-laki emang lebih bertindak dengan akal sedangkan perempuan dengan perasaan), tapi kami berkomitmen bahwa sebelum kami berangkat tidur masalah harus sudah terselesaikan dengan baik bagi kedua belah pihak. Kita bersatu kan bukan untuk mempertajam perbedaan tapi untuk menemukan persamaan-persamaan yang membuat hidup kita lebih baik dan bermakna.

Kami juga belajar dari orang tua kami dan teman-teman kami yang telah lebih dulu menikah untuk bisa menghadapi hidup ini dengan ikhlas .. mencari makna dan kebaikan dari setiap momen dalam kehidupan, semua ini yang membuat kami istiqomah dan bersyukur dengan segala karunia Allah Ta’ala ini. Termasuk ketika sekarang kami harus terpisah .. istri di Indonesia dan saya menempuh tugas belajar di Amerika Serikat. Semua kami terima dengan ikhas karena keyakinan kami terhadap nilai-nilai agama yang kami anut serta nilai-nilai kehidupan yang kami temukan dan rumuskan dalam perjalanan meniti bahtera bersama ini.

Secara pribadi saya sangat beruntung memiliki istri seorang Yesika Maya Ocktarani … teman seorganisasi yang kemudian menjadi teman membina hidup. Kami sadar bahwa banyak kesamaaan-kesamaan sebagai bekal kami berumah tangga … termasuk kesediaan untuk mendengar dan belajar. Beberapa anggota keluarga kami memandang aneh hubungan kami berdua karena tidak selayaknya suami-istri yang dilingkupi oleh adat dan budaya tempat kami tinggal. Misalnya jika kami menginap di rumah keluarga besar kami masing-masing, maka orangtua atau anggota keluarga yang lain akan memberi isyarat atau menanyakan kepada istri saya untuk membuatkan minuman (teh, kopi) atau menyiapkan ini itu dan seterusnya … Yah pelan-pelan kami jelaskan bahwa bahwa terbiasa untuk mandiri, membuat semuanya sendiri atau atas permintaan satu sama lain. Jadi tugas itu tidak melulu istri saya tapi kadang juga saya yang membuat minuman buat istri saya. Intinya kami saling melayani dan mengisi … memperhatikan dan melayani satu sama lain. Tugas mengatur rumah tangga pun kami rumuskan bersama sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Prinsipnya kami tetap hidup sebagaimana suami-istri dalam lingkup budaya Jawa namun kami membuat sedikit modifikasi untuk memberikan ruang bagi peran lebih di antara kami masing-masing. Kami tidak gender minded karena kami sadar Tuhan menciptakan kami dengan kelebihan dan kekurangan yang harus dipadukan untuk saling melengkapi bukannya untuk dipertentangkan demi keuntungan satu atas lain.

Itulah hidup kami, saya bersama istri … dengan segala suka duka yang kami syukuri … termasuk dengan panggilan emergency dinihari atas sesuatu yang sangat penting dari negeri seberang. Istri saya tidak gusar, marah atau jengkel namun dengan riang dan senag hati membantu saya menyelesaikan sebuah masalah.

Satu pinta saya sebelum tidur setiap malam adalah semoga Allah Ta’ala senantiasa melindungi rumah tangga dan keluarga kami menjadi keluarga yang baik, syukur menjadi teladan bagi yang lain serta ungkapan syukur atas istri yang baik, pengertian, memahami dan mendukung dengan segenap hati.

Terima kasih ya Jes … xxxxxxx

No comments: