Sunday, February 1, 2009

Politik itu BERPIKIR, BERBICARA dan BERBUAT ya tho?

Sore tadi ada diskusi dengan teman bule dari Belanda yang menanyakan tentang politik. Dia sepertinya sangat muak dan pengin muntah kalo mendengar atau mendiskusikan hal-hal yang berbau politik (he .. hiperbolik banget 'kali! maaf).
Bagi dia, politik tidak lebih dengan omong kosong, main kuasa, suap dan korupsi, atau memperkaya dan menguntungkan pribadi bersama golongannya. (asumsi saya ini yang terjadi di Belanda sono .. kalo sama dengan yang di sini, itu berarti globalisasi benar-benar nyata hehehe ..).
Akhirnya saya yang banyak mendengar dia berceloteh tentang bagaimana brengseknya politik, birokrasi, urusan di kantor pemerintah dan pelayanan publik. Bagaimana politik diterjemahkan oleh para aktor (pejabat publik, pelayan publik, partai politik, wakil rakyat bahkan caleg yang rame-rame pasang foto pribadi di tempat-tempat umum).
Hmm .. dia berkesimpulan bahwa politik itu BURUK. 
Waduh ..

Sebetulnya sederhana saja kan, kalau sudah tahu buruk ya mari-mari kita ciptakan yang baik hehehe .. Kayak semacam Romo Mangun itu lho, yang berpolitik berdasarkan hati nurani. Kebesaran beliau karena BERPIKIR, BERBICARA dan BERBUAT! 
Mungkin banyak di antara kita yang hanya berpikir, mendalami dan melihat fenomena politik secara filsafati atau ideologis yang pada akhirnya (kadang) kita terjebak pada bilik-bilik ideologi yang memasung pikiran dan kreatifitas kita. Walhasil pembicaraan kita menjadi sangat mendakik-ndakik (bhs. Jawa: terlalu berangan-agan) alias tidak membumi. Kurang mencermati realitas, potensi dan kondisi sosial masyarakat.
Padahal jika kita tambah lagi dengan PERBUATAN-PERBUATAN yang seide dengan pemikiran dan pembicaraan kita, pasti politik bakal menjadi sesuatu yang mulia .. halah!
Ya itu contonya Romo Mangun itu ... karya-karyanya jelas menusuk dan menggugah sanubari orang yang masih waras. Walaupun latar belakangnya rohaniwan Katolik, arsitek, penulis dan guru, dengan multi talentanya ini Mas Mangun telah membuktikan kepada kita bahwa politik dengan hati nurani akan lebih banyak memiliki keberpihakan dengan golongan mayoritas, rakyat banyak yang kadang dipinggirkan dalam proses politik.
Intinya .. jika kita tahu ada politik yang busuk, sebagai orang yang dikaruniai akal tentunya kita bisa membuatnya menjadi baik. Dan itu pilihan kita .. akan kita maknai apa politik yang kita hadapi saban hari hihihi ...

Tetap semangat dalam berpolitik!
  

1 comment:

Unknown said...

mas...dulu aku pernah ditanya simbahku..ngene " le jare sak iki jamane demokrasi..demokrasi kuwi opo to..jare mbiyen jenenge coblosan..jare pilihan..jare isoh ngrubah urip dadi luwih becik...ning ..umur ki wis 83 tahun lho le..aku wis nyoblos ping akeh lho...jajal itungen wis ping piro leh ku nyoblos...ning ora ono owah-owahan...jane ki demokrasi ki becik opo olo to..jal piye leh ku njawab mas..?